BALANGANEWS, KUALA KURUN – Setelah dikerjakan dengan dana CSR salah satu PBS, Bupati Gumas Jaya S Monong dan Wakil Bupati Efrensia LP Umbing pada akhirnya meresmikan objek wisata inspirasi Batu Suli di Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah, sekaligus membuka Festival Tuah Mahasur 2 yang digelar dekranasda setempat.
“Jadi peresmian ini tidak hanya berhenti disini, tapi justru baru masuk dalam babak baru yakni promosi dan pemeliharaan, sehingga kehadiran objek wisata batu suli akan semakin dikenal luas. Tidak hanya seminggu, sebulan dan setahun setelah peresmian, tetapi bisa sampai menjadi warisan kepada anak cucu,” ujar Jaya, Sabtu (30/12/2023).
Memang dalam penataan dan pengembangan objek wisata aspirasi Batu Suli, masih banyak yang dapat diadopsi dan diadaptasi dari tempat wisata sudah maju, mulai penerapan teknologi informasi dan media sosial untuk pariwisata Kabupaten Gumas yang semakin cerdas dan mendunia.
“Ini menjadi kunci utama dalam mencapai kemajuan berkelanjutan dalam industri pariwisata, dengan keberhasilan memanfaatkan warisan budaya dan keunikan lokal, pengembangan infrastruktur dan pelayanan yang baik, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” terangnya.
Kalau berjalan menuju objek wisata inspirasi Batu Suli, banyak ditemukan lukisan dan kata-kata yang menginspirasi. Objek wisata tersebut bukan hanya menyajikan wisata alam dan sejarah, tetapi juga wisata inspirasi, setiap wisatawan yang datang mendapat inspirasi dan kebahagiaan ketika berwisata ke Batu Suli.
“Objek wisata inspirasi Batu Suli merupakan salah satu implementasi program unggulan yakni smart tourism. Untuk itu, saya minta kepada kades dan jajaran, pokdarwis serta masyarakat Desa Upon Batu, agar merawat dan menjaga apa yang telah dibangun,” tuturnya.
Terkait Festival Tuah Mahasur 2, Ketua Dekranasda Kabupaten Gumas Mimie Mariatie Jaya S Monong mengakui, bentuk kegiatan dalam festival ini adalah lomba fashion show casual batik Kalteng atau batik Gumas, yang terbagi menjadi tiga kategori dengan, yakni anak, remaja dan dewasa.
“Peserta festival sebanyak 40 orang. Terdiri dari kategori anak usia 8-12 tahun 13 peserta, kategori remaja usia 13-20 tahun 19 peserta, dan kategori dewasa usia 21-45 tahun delapan peserta,” ujarnya.
Dia menuturkan, festival bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan pertahankan kultur berbusana dengan menggunakan bahan dari warna nusantara agar dapat bersaing secara global, memberi kesan mendalam terhadap kekayaan batik/benang bintik di Kalteng serta mendukung industri yang ramah lingkungan. (ahs)