1.528 Ekor Babi di Barito Timur Mati Akibat Virus ASF

SAVE 20220217 053531
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur, Mishael

BALANGANEWS, TAMIANG LAYANG – Sedikitnya 1.528 ekor babi di Kabupaten Barito Timur dinyatakan mati akibat Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi yang masuk ke Gumi Jari Janang Kalalawah beberapa waktu lalu.

“Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur, ribuan babi yang mati itu tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Awang 1.147 ekor, Dusun Timur 167 ekor dan Benua Lima 214 ekor,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur, Mishael di Tamiang Layang, Rabu (16/2/2022).

Ia mengatakan, berdasarkan ciri-ciri kematian sekitar 1.528 ekor babi mati diduga akibat virus ASF dan kini pihaknya terus berupaya melakukan penanganan agar virus tersebut tidak menyebar lebih luas.

Ditambahkan dia, penanganan dari Dinas Perikanan dan Peternakan dibantu masyarakat terus dilakukan, dengan melakukan penyuntikan serum konvalen ASF, penyuntikan vitamin, penyemprotan disinfektan di sekitar kandang dan tempat makan babi.

Dikatakan dia, tak hanya itu, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur bekerjasama dengan Tim Balai Veteriner Banjarbaru dan Tim dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalteng melakukan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) di lapangan.

Sekedar diketahui, demam babi ini menyerang babi pertama kali di desa wilayah Kecamatan Awang. Kasus ini mulai terdeteksi setelah terjadi banyak kematian ternak babi di Desa Tangkan dan Desa Ampari beberapa waktu lalu.

Virus African Swine Fever merupakan penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ini juga sangat tahan hidup di berbagai lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Babi yang terserang ASF menunjukkan gejala demam tinggi, kemerahan pada kulit terutama moncong dan telinga, sesak nafas, nafsu makan hilang, kejang-kejang dan pada akhirnya mengalami kematian.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kalimantan Tengah mengirim bantuan berupa serum konvalesen sebanyak 1.000 dosis, formades 20 liter, vitamin dan hand sprayer. (yus)