Negatif Boraks dan Formalin, Sidokkes Gumas Rutin Periksa Menu MBG

Whatsapp Image 2025 12 01 At 4.53.54 Pm
Tim Sidokkes Polres Gumas melakukan pemeriksaan berupa uji kelayakan terhadap menu MBG yang disiapkan, Senin (1/12/2025).

BALANGANEWS, KUALA KURUN – Seksi Kedokteran dan Kesehatan (Sidokkes) Kepolisian Resor (Polres) Gunung Mas (Gumas) berkomitmen dalam mengawal kesehatan para pelajar melalui program makanan bergizi gratis (MBG) yang disajikan secara konsisten. Caranya dengan menggelar keamanan pangan atau food security terhadap ribuan porsi makanan pelajar.

“Tim sidokkes melakukan uji kelayakan terhadap menu yang disiapkan, terdiri dari nasi hijau, ayam hainan dan tempe goreng, acar kuning, dan buah lengkeng,” ujar Kapolres Gumas AKBP Heru Eko Wibowo, S.I.K, M.H, melalui PS Kasidokkes Bripka Yana Maria, Amd.Kep, Senin (1/12/2025).

Dia mengatakan, proses pemeriksaan dilakukan secara berlapis. Dimulai dari uji organoleptik untuk memeriksa bau, rasa, warna hingga tekstur, yang seluruhnya dinyatakan baik. Dilanjutkan dengan uji kimiawi menggunakan test kit untuk mendeteksi zat berbahaya seperti boraks, formalin dan arsenic.

“Setelah dilakukan uji laboratorium cepat. Hasilnya, semua menu makanan itu negatif dari bahan kimia berbahaya seperti boraks maupun formalin. Seluruh makanan dinyatakan layak saji,” tegasnya.

Sebagai bagian dari prosedur pengamanan sampel, kata dia, telah dipisahkan lima item makanan untuk disimpan dalam lemari pendingin sebagai sample arsip. Ini merupakan bentuk kehati-hatian maupun profesionalisme dalam menjamin mutu makanan yang dikonsumsi anak-anak.

“Seluruh pemeriksaan dan pengamanan sampel makanan itu dipusatkan Gedung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Gumas,” ujarnya.

Sejauh ini, sudah sebanyak 2.246 pelajar penerima dari manfaat program MBG, yang tersebar di enam sekolah yaitu 917 pelajar SMAN 1 Kurun, 385 pelajar
SMKN 1 Kurun, 778 pelajar SMPN 1 Kurun, 93 murid pelajar TK Pembina, 42 pelajar MTs Nurul Yaqin dan 31 pelajar MA Nurul Yaqin.

“Dengan pengawasan ketat dari kami, maka sangat diharapkan asupan gizi para pelajar di Kuala Kurun dapat terpenuhi dengan aman, higienis maupun berkualitas. Standar keamanan pangan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar,” pungkasnya. (ahs)