Akibat Kesalahan Penggalian Pipa, Air Tidak Muncrat

Pipanisasi PDAM ini yang bocor lantaran kesalahan gali dari perusahaan yang akan memasang pipa PDAM yang baru, beberapa waktu lalu
Pipanisasi PDAM ini yang bocor lantaran kesalahan gali dari perusahaan yang akan memasang pipa PDAM yang baru, beberapa waktu lalu

BALANGANEWS, KASONGAN – Akibat kesalahan penggalian, pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Katingan bocor. Akhirnya, air yang disalurkan ke masyarakat (pelanggan) tidak muncrat (jalan) selama sepekan.

Demikian keluhan yang disampaikan Arul, mewakili ratusan pelanggan PDAM di Desa Banut Kalamaman kepada sejumlah awak media, Jum’at siang (19/8/2022).

Meskipun tidak mengetahui pasti perusahaan mana yang mengerjakannya, namun dirinya berharap kepada PDAM setempat bisa menjembatani perusahaan yang bersangkutan untuk memperbaiki bocornya pipa yang diakibatkan oleh kesalahan karyawan perusahaan yang salah gali tersebut. “Sehingga, bocornya pipa PDAM tersebut dapat teratasi sesegera mungkin. Yang akhirnya bisa muncrat lagi airnya ke rumah-rumah pelanggan,” ujar Arul.

Tidak muncratnya air PDAM tersebut menurut Arul, sebenarnya bukan hanya satu pekan ini saja, tapi sudah hampir satu bulan. Maksudnya, dalam satu bulan ini air yang  muncrat Senin – Kamis. Kadang normal dan kadang tidak

“Tapi sekarang sudah satu pekan ini benar-benar tidak tidak muncrat lagi, walau setetes pun,” tuturnya.

Akibat tidak muncratnya air PDAM tersebut, sebagian besar pelanggan di desanya, untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) terpaksa mengambil air sungai yang jaraknya cukup jauh dari rumah warga setempat.

“Termasuk saya sendiri,” akunya.

Bagi warga yang memiliki uang berlebih menurutnya, mungkin saja menggunakan air isi ulang untuk MCK. Dan ada pula yang membuat sumur bor dengan biaya jutaan rupiah.

Di tempat terpisah, Plt direktur PDAM setempat Ahmad Rubama saat dikonfirmasi terkait kasus tersebut, dirinya mengakui. Maksudnya tidak muncratnya air PDAM ke rumah-rumah pelanggan, penyebabnya adalah lantaran kesalahan pihak rekanan yang mengerjakan penggalian, guna menambah pipa untuk memenuhi permintaan calon pelanggan di desa tersebut dan di desa-desa tetangga lainnya.

Bocornya pipa tersebut menurut Rubama, PDAM Kabupaten Katingan selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah selaku perusahaan yang dalam kasus ini, juga menjadi korban. “Karena, air yang kami distribusi kepada ribuan pelanggan di Desa Banut Kalanaman sudah sepekan ini tidak jalan,” ujarnya.

Oleh karena itu dirinya meminta kepada Dinas Perkimtan yang turut menangani masalah penambahan pipanisasi tersebut agar ikut pula mendorong rekanan tersebut untuk memperbaiki secepatnya. Sebab, masalah air ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan kita. “Pasalnya, bukan hanya untuk MCK saja, tapi juga untuk berbagai kebutuhan lainnya,” jelasnya, seraya menyebutkan kebutuhan lainnya dimaksud, seperti untuk memasak, minum dan lain sebagainya. (abu)