Belajar Online di Rumah, Ini Pengaruhnya pada Perkembangan Kognitif Anak

Pandemi di Indonesia yang tidak kunjung usai memberikan dampak yang begitu signifikan bagi kehidupan sehari-hari. Kini, demi menurunkan angka penularan, masyarakat dihimbau untuk selalu belajar, bekerja, dan beraktivitas di rumah saja. Selain orang dewasa, anak-anak juga pasti terkena imbasnya, yaitu belajar secara daring di rumah.

Reaksinya juga tentu sangat beragam, karena bagi anak, teknologi hanya sebatas bermain. Penggunaan ponsel atau perangkat elektronik, seperti komputer dan laptop masih belum terlalu akrab, terlebih untuk anak tingkat sekolah dasar, meski generasi masa kini disinyalir lebih melek teknologi.

Sudah pasti, sebagai orangtua, ini menjadi tugas yang tidak mudah. Jika sebelumnya ibu bisa membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga sementara anak menimba ilmu di sekolah, kini ibu harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mendampingi pembelajaran daring sang buah hati di rumah.

Dampak Belajar Daring di Rumah Terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Lalu, adakah dampak yang mungkin terjadi dari sistem belajar jarak jauh alias daring di rumah dengan perkembangan kognitif anak? Pasalnya, anak yang biasanya tidak diperkenankan bersinggungan secara intens dengan perangkat elektronik, kini harus berteman dengan mereka setiap hari, selama durasi waktu tertentu.

Sudah pasti, ada dampak positif dan negatif dari sistem belajar yang diberlakukan secara daring di rumah demi menghindari penularan virus, hingga vaksin sepenuhnya berhasil digunakan. Beberapa orangtua mungkin lebih senang dengan sistem ini, tetapi sisanya, terlebih pada area yang minim akses internet, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Lalu, apa saja dampak positif dari belajar daring di rumah selama masa pandemi ini? Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Waktu belajar yang menjadi lebih pendek, karena teknologi akan memudahkan anak mengakses materi dari mana saja dan kapan saja. Pun, anak tidak perlu menghabiskan waktu untuk menembus kemacetan ketika berangkat ke sekolah, sehingga belajar lebih efektif.
  • Pengembangan diri jadi lebih mudah, karena anak juga bisa melakukan aktivitas lainnya, seperti menggambar, mewarnai, atau membaca.

Sementara itu, dampak negatif yang bisa terjadi jika belajar daring di rumah dilakukan dalam jangka waktu yang lama, yaitu:

  • Tugas sekolah menumpuk, karena kurangnya waktu bertatap muka seperti di sekolah, guru akan lebih membebani siswa dengan memberikan tugas atau latihan guna mengisi waktu selama di rumah.
  • Menjadi lebih sering berinteraksi dengan gawai dan perangkat elektronik lainnya dalam waktu lama setiap hari. Bisa jadi, anak mungkin akan mengalami kecanduan gawai nantinya.
  • Kurangnya interaksi langsung dengan orang lain, dalam hal ini guru dan teman-teman sebaya di sekolah. Ini akan membuat anak kurang bersosialisasi dan bisa berkembang menjadi pribadi yang antisosial.
  • Anak menjadi mudah stres, tertekan, dan jenuh karena tidak bisa keluar rumah dan beraktivitas seperti ketika mereka bersekolah. (halodoc)