BALANGANEWS.COM, PULANG PISAU – Perencanaan Proyek pembangunan tata kelola saluran air (Drainase) yang berada di sempadan Jalan Lintas Trans Kalimantan, mulai Desa Mantaren II hingga Desa Mintin terkesan asal-asalan mendapat sorotan.
Pasalnya, desain saluran dinilai tidak efektif menampung air, karena drainase dikerjakan secara sporadis atau diskontinyu. Di beberapa titik terdapat saluran yang terputus karena keberadaan bangunan atau halaman rumah warga yang ada di sempadan jalan.
Selain itu, setiap ditemukan tiang listrik, desain saluran dirubah menjadi lengkungan agar tidak mengenai tiang listrik yang terpancang di sempadan jalan Trans Kalimantan.
Ketua PWI Kabupaten Pulang Pisau, I Nyoman Weda yang langsung berada di lokasi pembangunan proyek tersebut menegaskan perencanaan proyek drainase ini tidak beraturan dan terkesan asal-asalan, sehingga belum mengambarkan sebuah pembangunan dengan tata kota yang baik.
“Dari itu kita berharap, agar pembangunan drainase ini sama-sama kita kawal dan kita kontrol,” kata Nyoman sapaan akrab pria yang 2 periode menjabat sebagai Ketua PWI Pulang Pisau.
Tak hanya itu, lanjutnya, proyek pembangunan drainase tersebut juga tidak terpampang papan proyek kegiatan. Pekerjaannya pun, banyak terputus-putus.
“Siapa yang mengerjakannya, program darimana, tidak ada yang tahu. Karena plang proyeknya tidak ada, apa mungkin ini proyek siluman,” ucapnya.
Kemudian, berdasarkan hasil pantaun awak media di lapangan, proyek pekerjaan pembangunan Drainase tersebut juga terletak di jalur hijau.
Sebab, di lokasi pembangunan itu sudah banyak berdiri bangunan tempat tinggal yang langsung dijadikan tempat usaha masyarakat. Sehingga, proses pembangunan terputus-putus akibat terhalang halaman rumah warga.
Manajer PT PLN ULP Pulang Pisau Muhammad Fitrizal mengaku pihak kontraktor belum pernah koordinasi mengenai proyek tersebut. “Belum pak, belum pernah koordinasi ke kita,” tegasnya singkat. (nor)