Balanganews.com – Pendidikan merupakan suatu proses dalam pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya. Pendidikan juga menjadi suatu hal yang membangun, membentuk serta pengembangan suatu karakter muda. Dengan adanya Pendidikan pula generasi muda dapat inovasi dan inovatif dalam perkembangan suatu zaman dan menjadi cikal bakal kemajuan suatu negara. Hal ini menjadikan generasi penerus bangsa dan negara yang lebih baik ke depannya. Namun, di era saat ini pun masih banyak terdapat Pendidikan yang belum cukup baik dan terjangkau dalam segi pengajaran, waktu hinga konstruksi bangunan. Yang mana hal ini menjadi sorot mata publik untuk melihat dan mengusut lebih dalam.
Membicarakan perihal pendidikan dalam segi perkembangannya nyatanya masih banyak daerah yang belum dapat mengakses pendidikan yang layak terutamanya Pendidikan yang terdapat dalam daerah terpencil. Hal ini bisa terlihat dari segi cara dan metode pengajaran yang diberikan serta adanya beberapa yang belum mencapai karakteristik dan kurikulum yang diberikan. Terdapat pula permasalahan pada bangunan, kinerja guru yang tidak memadai dengan kapasitas murid, hingga buku ajaran yang di gunakan. Ini pun menjadi suatu masalah terhadap ranah kebutuhan anak dalam mengemban suatu pendidikan yang selayaknya mereka terima.
Dalam permasalahan ini di sebagian daerah terpencil terdapat pula anak-anak yang putus sekolah. Sebuah riset data Indonesia memperlihatkan skala perkembangan pelajar di seluruh Indonesia, diantaranya terdapat pula skala data anak yang putus sekolah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 sampai 2022 terdapat peningkatan anak yang putus sekolah pada setiap jenjang sekolah. Jumlah peningkatan pada tahun 2022 sementara ini perkiraan sekitar 0,13% tingkat SD, 1,06% tingkat SMP, dan 1,38% tingkat SMA. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) mengatakan bahwa di tahun 2022 ini angka anak yang putus sekolah yang tertinggi di tingkat SD dan SMP berada di pulau Papua dan terdapat pula pada tingkat SMA paling tinggi bertempat pada Bangka Belitung. Hal ini jelas mengkhawatirkan pendidikan bagi generasi muda di Indonesia.
Terdapatnya beberapa faktor yang mempengaruhi maka terjadinya anak yang putus sekolah. Dalam analisis faktor tersebut di pengaruhi dengan sulitnya akses transportasi dalam menempuh ke tempat pendidikan, adanya faktor kesulitan keuangan dalam perekonomian, dan faktor fasilitas yang tidak memadai.