BALANGANEWS, BUNTOK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) saat ini tengah melaksanakan survei Indeks Kesiasiagaan Masyarakat (IKM) di seluruh desa dan kelurahan se-Kabupaten Barito Selatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2026–2030.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Barsel, Aloisius Sado melalui pelaksanaan survei Indeks Kerentanan Masyarakat (IKM) ini, diharapkan tersedianya data dan informasi yang akurat terkait tingkat kerentanan masyarakat di setiap desa dan kelurahan di Kabupaten Barsel sebagai dasar perencanaan pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana.
“Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan serta kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi bencana di wilayahnya masing-masing,” katanya, Selasa (11/11/2025).
Masih dikatakan Aloisius Sado terbangunnya sinergi antara pemerintah daerah, aparat desa, masyarakat, dan pihak konsultan, sehingga proses penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dapat berjalan dengan lancar, partisipatif, dan menghasilkan dokumen yang komprehensif.
Tersusunnya Dokumen KRB yang valid, aplikatif, dan berkelanjutan, yang nantinya menjadi rujukan utama dalam penyusunan rencana kontinjensi, rencana penanggulangan bencana, serta integrasi ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJPD, RPJMD, dan RTRW.
“Terwujudnya Kabupaten Barito Selatan yang tangguh bencana, dengan masyarakat yang lebih siap, sadar risiko, dan mampu beradaptasi terhadap ancaman bencana di masa depan,” ucap Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Barsel yang murah senyum ini.
Ditambahkan dengan dilaksanakannya survei yang dilakukan oleh pihak ketiga, Konsultan CV. Geo Art Science yang berkedudukan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai pelaksana teknis penyusunan dokumen KRB.
“Survei ini melibatkan partisipasi aktif perangkat desa, kelurahan, serta masyarakat sebagai responden, dengan tujuan memperoleh data primer terkait kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan di tiap wilayah,” tambahnya.
Lanjutnya hasil survei akan menjadi dasar dalam pemetaan risiko bencana serta penyusunan strategi mitigasi dan pengurangan risiko bencana di tingkat desa.
“Sehingga pemerintah daerah dapat merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih tangguh terhadap ancaman bencana seperti banjir, karhutla, tanah longsor, banjir bandang, abrasi, ablasi, gempa bumi, dan angin puting beliung,” pungkasnya. (lam)










