BALANGANEWS, BUNTOK – Jauhnya jarak serta tidak adanya jalur transportasi melalui darat yang menghubungkan Buntok Kota dengan Kecamatan Jenamas dan Kecamatan Mengkatip, di Kabupaten Barito Selatan (Barsel), membuat penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di dua kecamatan tersebut terhambat.
Terlebih, dua kawasan itu masuk dalam status rawan bencana nasional, baik itu Karhutla maupun bencana banjir. Sehingga kehadiran negara melalui instansi terkait sangat diperlukan guna menangani permasalahan itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel, Alif Soraya saat dimintai tanggapannya mengatakan, pihaknya memang terkendala jarak serta alat transportasi air untuk melakukan pencegahan, penanggulangan serta pengiriman logistik terhadap dua kecamatan tersebut.
“Memang jalur darat ke kecamatan itu tidak ada, ini yang membuat penanganan Karhutla dan bencana banjir di sana menjadi terhambat. Menggunakan perahu speed memerlukan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan dari Buntok,” katanya, Rabu (6/7/2022).
Selama ini dalam menangani Karhutla, sambung Alif, pihaknya membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) dan mendirikan posko-posko di tingkat kecamatan. Meski demikian, penanganannya masih dinilai kurang efektif sebab kebakaran bisa terjadi 1 hingga 2 kali dalam sehari.
“Untuk BPBD ke sana memerlukan waktu dan alat transportasi yang mendukung untuk mengangkut peralatan, jadi itu terkadang terlambat,” terangnya.
Dirinya berharap kepada pemerintah daerah maupun provinsi, supaya bisa mengadakan atau memberikan perahu speed sebagai alat transportasi menuju wilayah-wilayah yang sulit dijangkau melalui jalur darat dalam menangani Karhutla dan banjir di Kabupaten Barsel.
“Pengadaan perahu speed ini sangat mutlak kita perlukan guna menjangkau wilayah yang sulit dilalui melalui darat. Apalagi Jenamas dan Mengkatip ini sangat rawan sekali,” pungkasnya. (lam)