BALANGANEWS, TAMIANG LAYANG – Kepala Dinas Pertanian Barito Timur, Kalimantan Tengah, Riza Rahmadi mengatakan, budidaya tanaman kakao di daerah itu sudah mulai nampak terlihat tumbuh dan sehat, sehingga diperkirakan mulai panen pada 2023 mendatang.
“Budidaya perkebunan kakao yang dilaksanakan melalui program diversifikasi atau penganekaragaman pertanian dilakukan sejak Oktober 2019 lalu, dilihat saat ini tumbuh dengan sehat dan dilihat dari masa tanam hingga panennya hanya selama empat tahun, artinya diperkirakan pada tahun 2023 nanti sudah mulai panen,” kata Kadis Pertanian Kabupaten Barito Timur, Riza Rahmadi melalui WhatsApp di Tamiang Layang, Selasa (9/6/2020).
Lebih lanjut, Riza Rahmadi mengatakan program diversifikasi pertanian pada beberapa kelompok tani sudah mulai terlihat tumbuh, program ini diambil pemerintah karena menyikapi fluktuasi harga karet yang cenderung terus menurun, sehingga muncul kebijakan membuat program diversifikasi sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat, khususnya petani. Dan yang pasti budidaya tanaman kakao memiliki prospek dengan peluang produksi yang cukup menjanjikan dan lebih menguntungkan dari hasil karet yang tidak memiliki ketetapan harga jual.
Ditambahkan dia, masa panen yang singkat hingga tiga tahun dan harga jual yang cukup menjanjikan hingga Rp. 25 ribu per kilogram akan menjadi penghasilan tambahan petani karet, untuk bahan kakao setengah jadi saja memiliki harga Rp.16 ribu per kilogram. Sedangkan hasil panen buahnya saja Rp. 8 ribu per kilogram. Kakao yang sudah jadi dan kering memiliki harga jual hingga Rp. 25 ribu per kilogram. “Harga ini saat pandemi COVID-19, bisa dibayangkan jika tidak ada pandemi COVID-19,” imbuhnya.
Untuk maksud itu, kata Riza Dinas Pertanian Bartim juga sudah menjalin komunikasi dengan para pengepul dan pembeli kakao. Di Kabupaten Bartim sendiri ada beberapa pengepul yang sudah difasilitasi dan siap membeli.
“Pengepul dari luar yakni ada di Balikpapan, Kaltim yang siap memasok kakao ke Sulawesi dan akan didistribusikan lagi ke dalam negeri seperti Jawa, Sumatera bahkan Kalimantan sendiri,” tuturnya.
Dengan adanya penghasilan tambahan selain karet, maka perekonomian masyarakat bisa terbantukan dan meningkat. Yang diharapkan adalah petani bisa memanen kakao sekaligus menyadap karet, dengan adanya produksi kakao, maka ke depannya bisa ditingkatkan atau diproduksi menjadi bahan setengah jadi melalui proses fermentasi, maupun menjadi industri rumah tangga. Hasil penjualannya tentu juga akan meningkat dan membawa perubahan ekonomi di masyarakat.
Pada kesempatan itu Riza Rahmadi yang juga salah satu kandidat Calon Sekda Barito Timur ini mengatakan, untuk diketahui, program diversifikasi pertanian dilaksanakan mulai Oktober 2019 dengan tiga jenis tanaman yakni kopi, kakao dan sengon untuk lima kelompok tani berjumlah 94 orang dengan luas lahan 47 hektare. Dana yang dikucurkan dari Pemkab Bartim sebesar Rp. 1 miliar, jika dikembangkan dengan baik maka budidaya kakao dapat terus ditingkatkan. (yus)