BALANGANEWS, Kuala Kapuas – Penanganan persoalan perempuan dan anak kembali menjadi sorotan Pemerintah Kabupaten Kapuas. Hal itu ditegaskan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Satgas Penanganan Masalah Perempuan dan Anak tingkat Kabupaten Kapuas yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Kapuas Dodo di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati Kapuas, Kamis (6/11/2025).
Rakor ini diikuti unsur Forkopimda, perwakilan OPD, lembaga perlindungan anak, organisasi masyarakat, hingga instansi penegak hukum yang tergabung dalam Satgas. Kegiatan tersebut menjadi agenda penting dalam memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya pencegahan, penanganan, dan pemulihan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Wakil Bupati Kapuas Dodo menekankan bahwa isu kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak boleh dianggap sepele.
“Kekerasan bukan hanya melukai fisik, tetapi merusak kehidupan sosial, ekonomi, dan psikologis korban. Satgas harus menjadi garda terdepan untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa Satgas bukan hanya struktur kelembagaan, melainkan sistem kerja terpadu yang harus hadir di tengah masyarakat. Pada Rakor ini, empat fokus utama menjadi arah pembahasan, yakni penyatuan langkah lintas sektor, optimalisasi mekanisme rujukan kasus, peningkatan kapasitas anggota Satgas di semua tingkatan, serta penyusunan strategi perlindungan yang lebih komprehensif.
“Langkah ini sejalan dengan visi Kabupaten Kapuas ‘Bersinar’ — bersih dari kekerasan dan diskriminasi,” ujarnya.
Kepala Dinas P3APPKB Kapuas, dr. Tri Setya Utami, turut menegaskan bahwa kasus kekerasan masih membutuhkan penanganan serius.
“Korban kekerasan bisa jadi adalah orang yang kita kenal atau kita sayangi. Penanganannya harus tepat, cepat, dan manusiawi,” jelasnya.
Ia juga mendorong penguatan Satgas hingga ke kecamatan melalui koordinasi dengan lembaga layanan dan edukasi masyarakat. Rakor ini diharapkan menjadi momentum memperkuat empati dan kolaborasi lintas sektor.
Menutup pertemuan, Wabup Dodo menyampaikan ajakan penuh harapan. “Kita harus hadir dengan hati, bukan hanya aturan. Dengan kerja bersama, Kapuas bisa menjadi daerah yang ramah perempuan dan layak anak,” pungkasnya. (put)










