HUT ke-68: Gubernur Tegaskan Komitmen Bangun Kalteng dari Pedalaman hingga Kota

3f896bf6 62f8 44e2 A658 18b204a83b55
Gubernur Kalteng, H. Agustiar Sabran, saat menjadi inspektur upacara pada peringatan HUT ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Agustiar Sabran, memimpin langsung upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-68 Provinsi Kalteng yang berlangsung khidmat di halaman Kantor Gubernur, Jumat (23/5/2025).

Dalam pidatonya, Gubernur menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan pembangunan merata dan kesejahteraan dirasakan seluruh masyarakat, tanpa terkecuali.

“Kami selalu sampaikan dalam visi-misi kami, bahwa harga diri masyarakat Dayak khususnya dan masyarakat Kalteng secara umum harus kita angkat,” ucap Agustiar dengan penuh semangat.

Ia menegaskan, pembangunan harus terus bergerak maju dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia demi mewujudkan Kalteng Berkah, Kalteng Maju, dan Kalteng Sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.

“Jangan sampai ada anak-anak dari pedalaman sampai perkotaan yang tidak bisa sekolah. Di bawah kepemimpinan kami, semua anak Kalteng harus bisa sekolah, bahkan sampai kuliah,” tegasnya.

Selain pendidikan, Gubernur memberi perhatian besar terhadap akses layanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

“Kami tidak ingin melihat anak-anak dari pedalaman hingga perkotaan yang tidak bisa berobat, tidak bisa makan. Itu tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.

Untuk itu, program prioritas Huma Betang disiapkan sebagai solusi nyata yang mulai berjalan 2026, mencakup akses pendidikan, kesehatan, bantuan pangan, hingga pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat kurang mampu di pedalaman.

“Dalam jangka pendek, kita hadir lewat program Huma Betang. Tapi jangka panjangnya, kita siapkan Balai Latihan Kerja. Kami tak ingin terus-menerus memberi, itu tidak mendidik. Kita akan siapkan pancingnya, agar masyarakat bisa mandiri,” ujarnya tegas.

Sebagai Ketua Dewan Adat Dayak Kalteng, Agustiar juga menekankan pentingnya menjaga jati diri masyarakat adat dalam semangat kebangsaan.

“Masyarakat Dayak harus jadi tuan rumah di negeri sendiri. Tapi kita juga tidak boleh melupakan bahwa kita adalah bagian dari NKRI. Kita hidup dalam satu negara: Republik Indonesia,” pungkasnya. (asp)