BALANGANEWS, KOTAWARINGIN TIMUR – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sampit terus mengembangkan program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui pelatihan produksi batako.
Kegiatan ini melibatkan para tamping, yaitu warga binaan yang diberi tanggung jawab untuk mengelola pembuatan batako. Program ini bertujuan memberikan keterampilan yang bermanfaat bagi mereka setelah masa pembebasan, sekaligus mendukung pembangunan fasilitas Lapas.
Setiap tamping yang terlibat mendapatkan pelatihan khusus tentang teknik pencampuran bahan, pencetakan, hingga pengeringan batako. Proses ini dilakukan secara intensif agar hasil produksi memiliki kualitas tinggi dan memenuhi standar.
Selain membekali keterampilan praktis, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan rasa percaya diri para WBP.
“Kami berharap Warga Binaan memiliki keterampilan yang dapat mereka aplikasikan setelah bebas, salah satunya adalah dalam bidang percetakan batako ini,” ujar Kepala Lapas Sampit, Meldy Putera, Sabtu (30/11/2024).
Batako yang diproduksi tidak hanya memberikan manfaat pelatihan, tetapi juga digunakan untuk pembangunan dan perbaikan fasilitas di dalam Lapas Sampit. Program ini menciptakan dampak ganda—membantu pembinaan WBP dan mendukung lingkungan sekitar.
Kegiatan produksi batako ini diawasi langsung oleh Ahmad Syafiuddin, pegawai Lapas Sampit, yang memastikan seluruh proses berjalan sesuai prosedur dan menghasilkan produk berkualitas.
“Kami selalu memastikan seluruh proses berjalan lancar dan standar kualitas produk tetap terjaga,” jelas Ahmad.
Dengan program ini, Lapas Sampit berharap dapat mendorong pembangunan berkelanjutan di lingkungan pemasyarakatan sekaligus memberikan bekal kemandirian yang berguna bagi WBP ketika kembali ke masyarakat. (asp)