Harapan di Balik Jeruji: Perjalanan Warga Binaan Lapas Sampit Melalui Kolam Bioflok

BALANGANEWS, KOTAWARINGIN TIMUR – Di bawah terik matahari pagi, halaman Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit, Kalimantan Tengah (Kalteng), tampak hidup dengan aktivitas di sekitar kolam bioflok.

Kolam yang penuh dengan ikan nila dan lele itu menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian warga binaan, memberikan keterampilan sekaligus harapan baru untuk masa depan.

Program ini tidak hanya mengajarkan teknik budi daya ikan, tetapi juga melatih kedisiplinan dan tanggung jawab.

Salah satu warga binaan, AD, mengungkapkan bagaimana kolam bioflok telah memberinya peluang untuk merancang masa depan yang lebih baik.

“Suatu hari nanti, saya ingin membuka usaha budi daya ikan,” ujar AD sambil menaburkan pakan ke kolam, Jumat (6/12/2024).

Setiap pagi, ia bersama warga binaan lainnya membersihkan kolam, memeriksa kualitas air, dan memastikan ikan-ikan mendapat pakan yang cukup.

“Setiap hari, saya merasa seperti sedang menata hidupku kembali, seperti aku menata kolam ini,” tambahnya dengan penuh semangat.

Kolam bioflok ini menjadi salah satu program pembinaan unggulan yang melibatkan lebih dari 100 warga binaan di Lapas Sampit.

Program ini bertujuan memberikan keterampilan praktis yang dapat digunakan untuk membangun usaha setelah mereka selesai menjalani masa pidana.

Kepala Lapas Kelas IIB Sampit, Meldy Putera, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk membantu warga binaan mengembangkan kemampuan sekaligus mempersiapkan mental mereka agar siap kembali ke masyarakat.

“Melalui program ini, kami ingin mereka tidak hanya memiliki keterampilan teknis tetapi juga semangat untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik,” jelasnya.

Setiap gerakan ikan di kolam bioflok ini seakan menjadi simbol harapan bagi warga binaan. Program ini membuktikan bahwa meskipun berada di balik jeruji, masih ada kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri.

Kolam bioflok memberikan mereka lebih dari sekadar keterampilan, tetapi juga kepercayaan diri untuk memulai hidup baru setelah bebas.

“Kolam ini adalah tempat kami belajar, tidak hanya tentang budi daya ikan, tetapi juga tentang kehidupan. Kami merasa memiliki harapan baru,” kata seorang warga binaan lainnya.

Program ini menunjukkan bahwa kemandirian dan keterampilan dapat dibangun di tempat yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, mereka yang pernah terjatuh kini memiliki peluang untuk bangkit dan membangun masa depan yang lebih cerah. (asp)