BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Noor Fazariah Kamayanti, menilai tren peningkatan investasi di provinsi tersebut menjadi sinyal kuat bahwa iklim ekonomi daerah semakin sehat dan kondusif bagi dunia usaha.
Sepanjang triwulan III tahun 2025, realisasi investasi di Kalteng mencapai Rp7,178 triliun, tumbuh 35,79 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), total investasi kumulatif hingga triwulan ketiga telah menembus Rp19,621 triliun, atau 75,67 persen dari target tahunan sebesar Rp25,930 triliun.
Noor Fazariah menilai capaian tersebut merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, serta masyarakat dalam menciptakan stabilitas dan kepastian bagi investor.
“Capaian ini menunjukkan iklim investasi di Kalteng makin kondusif. Ini hasil kerja keras semua pihak dalam menciptakan stabilitas dan kepastian bagi investor,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).
Dari total investasi tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih mendominasi dengan nilai Rp5,466 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp1,711 triliun.
Sektor industri makanan menjadi penyumbang terbesar bagi PMDN dengan realisasi Rp2,127 triliun, disusul sektor pertambangan, serta tanaman pangan dan perkebunan.
Menurut Kamayanti, dominasi investasi dalam negeri mencerminkan kuatnya kepercayaan pelaku usaha lokal terhadap potensi ekonomi Kalteng. Namun, ia menekankan pentingnya memperluas promosi dan penyederhanaan perizinan untuk menarik investasi asing yang membawa nilai tambah dan teknologi ramah lingkungan.
“Momentum ini harus dijaga. Pemerintah daerah perlu memastikan kemudahan berusaha, kepastian hukum, serta memperhatikan aspek lingkungan dan sosial agar pertumbuhan investasi benar-benar berkelanjutan,” pungkas politisi Partai Golkar tersebut.
Sejalan dengan hal itu, DPRD Kalteng berkomitmen terus mendukung kebijakan yang memperkuat daya saing daerah tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan.
Langkah tersebut dinilai penting agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetap sejalan dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. (asp)
