PALANGKA RAYA – Sebanyak 63,27 persen dari total angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Tengah, ternyata hanya berpendidikan tamatan SMP ke bawah.
Rendahkan kualifikasi tingkat pendidikan ini, tidak hanya berpengaruh terhadap serapan di dunia kerja. Tetapi juga dinilai sebagai salah satu pemicu tingginya kecelakaan kerja.
Berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, selama 2018 saja setidaknya terjadi 2.705 kecelakaan kerja. Angka itu termasuk kecelakaan lalu lintas pekerja saat menuju tempat kerja maupun sebaliknya
“Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki pekerja ini berdampak pada rendahnya kesadaran pekerja terhadap pentingnya perilaku selamat dalam bekerja,” kata Wakil Gubernur Kalteng Habib Said Ismail saat memimpin apel peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Palangka Raya, Senin (18/2/2019).
Untuk itu, sebut Habib, Pemprov Kalteng mengajak semua pihak, mulai dari pengusaha, serikat pekerja hingga para pekerja serta masyarakat, agar terus meningkatkan kesadaran pentingnya K3.
“Hal lain yang perlu diingat dan diketahui semua pihak, kecelakaan kerja juga memengaruhi indeks pembangunan manusia dan daya saing nasional,” ujarnya.
Pada apel Peringatan Bulan K3 Kalteng tahun 2019 yang digelar di halaman kantor gubernur itu, Habib Said Ismail juga menyerahkan penghargaan Zero Accident Award kepada 54 perusahaan, karena tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2018 di lingkungannya.
Selain itu, juga diserahkan penghargaan kepada 6 perusahaan yang telah menerapkan program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, serta penyerahan jaminan manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dari BPJS Ketenagakerjaan kepada 4 orang ahli waris penerima manfaat. (ari/bnews)