Pemprov-Bappenas RI Dukung Implementasi Ekonomi Biru di Kalteng

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Konsep ekonomi biru sebagai model pembangunan berkelanjutan kini semakin mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) saat ini aktif mengembangkan konsep ekonomi biru sebagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan, sambil menjaga kesehatan ekosistem laut. Tujuannya adalah mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Salah satu program strategis Pemprov Kalteng yang sejalan dengan konsep ekonomi biru adalah pengembangan kawasan tambak udang vaname Shrimp Estate Berkah di Kabupaten Sukamara, sebuah inovasi yang diprakarsai oleh Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran.

Program ini menjadi topik utama dalam Audiensi Koordinasi Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Implementasi Ekonomi Biru di Provinsi Kalteng, yang berlangsung di ruang Rapat Direktorat Kelautan dan Perikanan Bappenas RI, Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Dalam pertemuan tersebut, rombongan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng yang dipimpin oleh Plh. Kepala Dislutkan, Nita Fera, diterima oleh Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas RI, Lelly Hasni P.

Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas RI, Lelly Hasni menyampaikan apresiasinya terhadap kunjungan tersebut dan memuji inovasi Shrimp Estate Berkah yang diinisiasi oleh Provinsi Kalteng.

“Perlu adanya kolaborasi kebijakan dan inovasi pendanaan dengan berbagai pihak untuk mendukung implementasi ekonomi biru. Saya mengapresiasi Provinsi Kalimantan Tengah atas inovasinya dalam pengembangan kawasan Shrimp Estate di Kabupaten Sukamara yang berdampak positif pada peningkatan PDRB sektor Kelautan dan Perikanan serta kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Selaras dengan pernyataan Lelly, Plh. Kepala Dislutkan Kalteng, Nita Fera, juga memaparkan beberapa program dan kegiatan di sektor kelautan dan perikanan yang mendukung kebijakan pusat dalam implementasi ekonomi biru.

Program-program tersebut ungkapnya, antara lain pengembangan Pelabuhan Perikanan di UPT Pelabuhan Perikanan Jelai, UPT Pelabuhan Perikanan Kumai, dan UPT Pelabuhan Perikanan Kuala Pembuang, serta pengembangan Kawasan Tambak Udang Vaname di Desa Sei Raja, Kabupaten Sukamara.

Selain itu, Dislutkan juga berfokus pada pengembangan potensi tambak udang di Kalimantan Tengah melalui pengembangan kawasan dan fasilitasi kewirausahaan.

“Kegiatan audiensi ini bertujuan untuk mendukung pencapaian target produksi udang nasional sebesar dua juta ton. Indonesia harus berperan dalam suplai pangan dunia, yang ditunjukkan oleh proyeksi pertumbuhan pasar perikanan global dengan CAGR sebesar 6,52% dari USD 269,3 miliar pada 2023 menjadi USD 419,09 miliar pada 2030,” jelas Nita.

Ia menambahkan bahwa peningkatan produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan di Kalteng diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan PDRB sektor kelautan dan perikanan serta investasi perikanan di daerah tersebut.

Menurut Nita, audiensi ini juga memberikan manfaat dalam memperkuat usulan DAK Kelautan dan Perikanan untuk Tahun Anggaran 2025. Audiensi ini memastikan adanya keselarasan antara program strategis Dislutkan Provinsi Kalteng dengan kebijakan pusat, guna mendukung visi dan misi Gubernur untuk mewujudkan Kalteng Berkah.

Selain itu, audiensi ini juga bertujuan untuk menyinkronkan program pusat dan daerah dalam mencapai Indikator Kinerja Utama yang telah disepakati bersama.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng, H. Darliansjah, menyampaikan harapannya agar audiensi antara Dislutkan Provinsi Kalteng dan Bappenas RI dapat meningkatkan sinergi di antara kedua pihak.

Hal ini, kata Darliansjah penting agar implementasi ekonomi biru di Kalimantan Tengah dapat berjalan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalteng.

“Arah dan kebijakan pusat, khususnya dari Bappenas RI, dalam mendukung implementasi ekonomi biru sudah sejalan dengan Rancangan Tenokratik RPJPD Provinsi Kalimantan Tengah 2025-2045, yang mencakup modernisasi pelabuhan perikanan dan pengembangan tata kelola udang,” pungkasnya. (asp)