BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat terjadi inflasi diwilayah setempat sebesar 0,48 persen secara month-to-month (m-to-m) pada Desember 2024.
Sementara itu secara tahunan atau year-on-year (y-on-y) terjadi inflasi sebesar 1,03 persen. Angka ini masih di bawah rata-rata nasional untuk y-on-y, yang berada pada 1,57 persen.
“Posisi inflasi bulanan Kalteng pada Desember 2024 berada di atas nasional. Namun, secara y-on-y maupun y-on-d di bawah rata-rata nasional,” ujar Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, di Palangka Raya, Kamis (2/1/2025).
Agnes membeberkan beberapa komoditas memberikan andil besar terhadap inflasi bulanan di Kalteng, di antaranya ikan gabus 0,09 persen, bawang merah 0,05 persen, serta bayam, ikan nila, dan terong 0,04 persen.
Sebaliknya, beberapa komoditas mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi, seperti angkutan udara 0,06 persen serta semangka dan tomat masing-masing 0,01 persen.
Agnes menjelaskan bahwa inflasi m-to-m tercatat di empat kabupaten/kota di Kalteng. Kabupaten Kapuas mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,90 persen, diikuti Kabupaten Sukamara 0,51 persen, Sampit 0,36 persen, dan Kota Palangka Raya 0,24 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan hampir di seluruh kabupaten/kota adalah bawang merah dan ikan gabus,” tambah Agnes.
Sementara itu, inflasi y-on-y dan tahun kalender (y-to-d) di hampir seluruh kabupaten/kota dipengaruhi oleh emas perhiasan, sigaret kretek mesin, bawang merah, dan minyak goreng.
Agnes juga menyebutkan beberapa fenomena di Desember 2024 turut memengaruhi inflasi dan deflasi di Kalteng.
Ia menuturkan bahwa bawang merah mengalami kenaikan harga selama empat bulan berturut-turut akibat berkurangnya pasokan dari sentra produksi. Selain itu, curah hujan tinggi di wilayah Kalteng menghambat distribusi komoditas hortikultura dan ikan air tawar, sehingga memicu kenaikan harga.
“Namun, kebijakan diskon tarif tiket pesawat dari pemerintah menjadi faktor penahan inflasi karena tarif angkutan udara mengalami penurunan,” jelas Agnes. (asp)