BPS Prediksi Produksi Padi Kalteng 2025 Turun

Whatsapp Image 2025 11 04 At 11.34.31 Am
Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memprediksi terjadinya penurunan luas panen dan produksi padi di wilayah tersebut sepanjang tahun 2025.

Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, mengungkapkan bahwa luas panen padi pada 2025 diperkirakan sekitar 96,94 ribu hektare, atau turun sebesar 14,07 ribu hektare atau 12,68 persen dibandingkan luas panen pada 2024 yang mencapai 111,02 ribu hektare.

“BPS mencatat, luas panen padi pada 2025 diperkirakan sekitar 96,94 ribu hektare, turun sebesar 14,07 ribu hektare atau 12,68 persen dibandingkan luas panen padi di 2024 yang sebesar 111,02 ribu hektare,” ujar Agnes, Senin (3/11/2025).

Ia menambahkan, produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) pada 2025 juga mengalami penurunan. Total produksi diperkirakan mencapai 329,39 ribu ton GKG, turun sebanyak 36,76 ribu ton atau 10,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) pada 2025 diperkirakan sebanyak 329,39 ribu ton GKG, turun sebanyak 36,76 ribu ton GKG atau 10,04 persen dibandingkan produksi padi di 2024,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS, Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Katingan tercatat sebagai tiga daerah dengan produksi padi tertinggi di Kalteng tahun 2025.

Sementara itu, Kabupaten Murung Raya, Gunung Mas, dan Kota Palangka Raya menjadi tiga wilayah dengan produksi terendah.

Agnes menjelaskan, penurunan terbesar terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi, seperti Kapuas dan Pulang Pisau. Namun, ada juga beberapa daerah yang mengalami peningkatan produksi, seperti Kotawaringin Barat dan Seruyan.

Lebih lanjut, BPS memperkirakan produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk pada 2025 mencapai 195,66 ribu ton, atau turun 21,83 ribu ton (10,04 persen) dibandingkan tahun 2024.

“Produksi beras pada 2025 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sebanyak 195,66 ribu ton beras, turun sebanyak 21,83 ribu ton beras atau 10,04 persen dibandingkan produksi beras di 2024,” ungkap Agnes.

Ia juga menekankan bahwa angka tersebut masih bersifat potensi, karena realisasi luas panen dan produksi padi 2025 masih bergantung pada kondisi tanaman hingga akhir tahun.

“Angka realisasi luas panen dan produksi padi 2025 tergantung pada kondisi riil pertanaman padi pada Oktober–Desember 2025,” tuturnya. (asp)