BALANGANEWS, PALANGKA RAYA -Sesungguhnya kalau sengketa karena usaha itu hal biasa. Ibaratnya padi tidak salah saja, dikeroyok wereng apalagi pengusaha.
“Tapi kalau sengketa karena berbagi hasil korupsi karena rebutan kursi, itu baru luar biasa. Sungguh tidak cocok dengan segala macam kemasannya. Ehm !” ungkap Pak Tani, Wayan Supadno.
Tambahnya, makin luar biasa lagi kalau tertangkap tangan oleh KPK masih dianggap kecelakaan. Berarti kalau tidak tertangkap dianggap halal.
“Duh, kasihan para petaniku yang rajin bayar pajak untuk pelaku korupsi. Padahal loyal membayar pajak agar bangsanya cepat jaya,” ujar Wayan.
Pada fakultas hukum ada prodi hukum bisnis. Sebuah jawaban makin rumitnya usaha. Makin nampak jelas bahwa pembisnis butuh perlindungan hukum. Minimal hukum perjanjian usaha. Atau dapat pembelaan saat menghadapi masalah.
Terjadinya sengketa usaha banyak sebab di antaranya karena kejadian musibah alam, kondisi mikro dan makro, gagal karakter di antara para pihak serta sebab lainnya. Namun semuanya bisa diselesaikan asal motivasinya memang mau diselesaikan.
Disebutkan Wayan, contoh konkret sengketa usaha adalah, yang pertama, karena alam, kirim bibit pesanan ternyata kapalnya tidak jadi berangkat tapi ditunda 3 hari lagi maka bibit bisa jadi tape.
Kedua, karena karakter, kirim sapi lazimnya susut hanya 8% tapi terjadi susut 17% atau lebih 100 kg/ekor 420 kg. Setara rugi Rp 5 juta lebih/ekor.
Ketiga, karena kondisi makro, kirim barang ke luar negeri/ekspor. Seketika kurs dolar berubah total. Maka satu pihak laba besar. Pihak lain merugi.
“Solusi konkretnya adalah mawas diri, kendali diri, tahu diri agar bisa menempatkan diri. Kooperatif yang baik dalam komunikasi guna mencari solusi. Jika merasa atau merugikan pihak lain tidak ada salahnya memberi imbalan. Atau diberi peluang lagi di lain kesempatan. Agar sama-sama dimenangkan dalam kurun waktu tertentu. Karena pada hakekatnya tujuan usaha guna mendapatkan laba dan memberi manfaat nyata. Halal adanya. Bukan satu digemukkan karena berhasil menguruskan yang lainnya,” tutup Wayan. (rmi)