BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Keluarga besar DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali menerima kabar duka atas berpulangnya mantan Anggota DPRD Kalteng periode 2014-2019 Ir Ellisae Lambung MA, karena terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kalteng Faridawaty Darland Atjeh saat dibincangi wartawan usai memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum, di gedung DPRD Kalteng, Rabu (17/2/2021) sore.
Menurutnya, selama menjabat sebagai Anggota Komisi III DPRD Kalteng, Ellisae Lambung merupakan sosok yang periang dan aktif dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Beliau orangnya periang, supel dan mudah dekat dengan siapa saja. Bahkan sebagai wakil rakyat, beliau juga sangat aktif dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Sehingga sosok beliau mampu menjadi teladan bagi kita semua,” ucapnya.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) I meliputi Kabupaten Katingan, Gunung Mas (Gumas) dan Kota Palangka Raya ini juga berharap, agar keluarga yang ditinggalkan bisa diberikan ketabahan.
“Saya mewakili seluruh jajaran DPRD Kalteng periode 2019-2024 melepas saudari kami Elissae Lambung untuk disemayamkan di peristirahatan terakhir, semoga keluarga yang ditinggalkan bisa diberikan ketabahan oleh yang Maha Kuasa,” kata Ketua DPW Partai NasDem Kalteng ini.
Terpisah salah satu anak almarhum Ricky Lambung mengakui, bahwa dirinya merasakan duka yang mendalam karena kehilangan sosok ibu yang sangat penyayang, perhatian dan sabar.
“Kami selaku anak beliau, sangat merasakan duka dan kehilangan yang mendalam. Saya berharap seluruh masyarakat serta rekan kerja yang dulunya memperjuangkan aspirasi, bisa memaafkan apabila semasa hidup ibu saya pernah melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak,” harapnya.
Diketahui almarhum Elissae Lambung merupakan anak ke 6 dari pasangan Yansen Lambung (alm) dan Neno S Djinu (alm). Bahkan semasa hidupnya, sempat menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional hingga internasional. Dimana hal tersebut diukirnya bagi Provinsi Kalteng, yaitu sebagai pembawa bendera pusaka, pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) tahun 1989 dan Putri Ayu Indonesia pada tahun 1992 di ibukota Jakarta.
Dalam ajang Putri Ayu Indonesia yang diikuti perwalikan se-Indonesia, Elissae Lambung keluar sebagai pemenangnya dan berhak mewakili Indonesia ke tingkat dunia dalam pemilihan Miss Universe. Namun sayangnya pada masa itu, di negara ini tengah terjadi pro-kontra berkaitan dengan Miss Universe. Sehingga belum bisa mengikutkan kontestannya, tetapi Lisa tetap berangkat sebagai peninjau. (ega)