BI Perkirakan Ekonomi Kalteng 2023 Tumbuh Melambat

WhatsApp Image 2023 01 19 at 12.23.36 PM
Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Yura Djalins

, PALANGKA RAYA – Bank Indonesia perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah () memperkirakan Kalteng pada tahun 2023 tumbuh melambat.

Hal tersebut berdasarkan karena adanya penurunan produktivitas Tandan Buah Segar, CPO, Bauksit hingga ekstrem yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia termasuk di Kalteng.

“Perekonomian Kalimantan Tengah diprakirakan akan melambat pada tahun 2023 karena penurunan produktivitas TBS, CPO, bauksit, dan kondisi cuaca ekstrem,” ucap Kepala BI Kalteng, Yura Djalins di Palangka Raya, Kamis (19/1/2023).

Dijelaskannya, produktivitas tandan buah segar (TBS) akan mengalami penurunan sebagai dampak pemupukan yang lebih selektif akibat harga pupuk yang melonjak tinggi pada tahun 2022.

Selain itu, karena adanya larangan ekspor bijih bauksit yang akan diberlakukan sejak Juni 2023, yang dapat memicu penurunan potensi produksi bauksit. Sementara itu, pada triwulan II tahun 2023, diprakirakan terjadi el nino yang berpotensi mengakibatkan kekeringan pada area dan .

“Disisi lain, pergerakan masyarakat sudah kembali normal seiring dengan dicabutnya kebijakan PPKM oleh Presiden Republik Indonesia, , pada akhir tahun 2022,” tambah Yura.

Lanjutnya, proyek multiyears di Kalimantan Tengah masih berlanjut. Zero covid policy di Tiongkok telah berakhir dan dapat mendorong pertumbuhan ekspor komoditas batu bara Kalimantan Tengah (Kalteng).

Selain itu, Yura juga menerangkan mengenai pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah tahun 2022, dimana secara regional, pertumbuhan ekonomi Kalimantan justru menunjukkan tren positif.

“Pada triwulan II, pertumbuhan mencapai 4,25 persen (yoy), sementara pada triwulan III meningkat menjadi 5,67 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kalteng sebesar 6,74 persen (yoy) pada triwulan II, lebih tinggi diatas rata rata pertumbuhan ekonomi Kalimantan dan ,” sebutnya.

Pertumbuhan ekonomi Kalteng yang impresif pada triwulan itu kata Yura, didukung oleh sektor pertanian, pertambangan, dan industri pertambangan. Pertumbuhan Kalteng juga disokong oleh kinerja ekspor yang kian membaik, khususnya oleh sektor pertambangan yang kontribusinya pada total ekspor Kalteng (79 persen) pada tahun 2022 meningkat dibandingkan pada tahun 2021 (68 persen). (asp)