BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Taufik Saleh mengatakan, perkembangan transaksi ekonomi digital sejak pandemi Covid-19 terus meningkat, karena transaksi secara digital dinilai lebih cepat dan efisien.
Di samping itu, transaksi digital juga menghindarkan masyarakat dari kemungkinan menerima uang palsu, yang mana dapat merugikan masyarakat, mengingat uang palsu tidak dapat memperoleh penggantian.
“Masyarakat agar lebih mengutamakan transaksi secara digital dengan memanfaatkan QRIS maupun transaksi melalui mobile banking dan e-banking. Bank Indonesia Kalteng menargetkan volume transaksi QRIS pada tahun 2023 dapat mencapai 1,85 juta transaksi,” ucapnya, Jum’at (7/4/2023).
Meskipun terjadi peningkatan, Taufik Saleh mengingatkan, agar masyarakat tetap waspada dengan modus sosial engineering yang memancing masyarakat untuk memberikan informasi sensitif yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial.
“Modus sosial engineering biasanya dilakukan melalui SMS/ WA Spam, Spam Call, maupun Web/ Link Spam. Untuk itu, masyarakat agar selalu PEKA, yaitu PEduli dengan memahami manfaat dan risiko produk dan jasa keuangan, serta menjaga keamanan Data Pribadi, Kenali modus kejahatan dan lakukan transaksi pada saluran resmi Penyelenggara Layanan Jasa Keuangan, dan Adukan dan hubungi Call Center Penyelenggara Layanan dan Bank Indonesia jika mendapat informasi nomor rekening/akun mencurigakan,” pungkasnya. (asp)