BALANGANEWS, PULANG PISAU – Ketua Fraksi PPP (F-PPP) DPRD Kabupaten Pulang Pisau, Arif Rahman Hakim mendorong sekolah-sekolah memanfaatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) membantu siswa-siswi membeli kuota internet untuk mendukung sistem belajar dalam jaringan (Daring).
“Kita memahami kondisi siswa-siswi dalam proses belajar sistem daring ini, banyak yang kesulitan menyiapkan dana untuk membeli kuota internet, sebaiknya sekolah-sekolah di Pulang Pisau memanfaatkan dana BOS untuk membantu meringankan beban orang tua siswa dengan mengalokasikan bantuan membeli kuota internet,” kata Hakim, sapaan akrabnya, yang juga anggota Komisi I DPRD Pulang Pisau, Rabu (5/8/2020).
Pendapatnya itu didasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim yang memperbolehkan dana BOS dimanfaatkan untuk membeli pulsa siswa-siswi dan guru yang terkendala secara ekonomi dalam sistem belajar jarak jauh (PJJ) ini. Kebijakan Nadiem ini merupakan kebijakan yang diambil untuk merespon situasi pandemi Covid-19 saat ini.
“Mendikbud sudah memberikan fleksibilitas penggunaan dana BOS, boleh untuk membeli pulsa atau kuota internet bagi anak dan orang tuanya di masa pandemi saat ini dalam rangka menunjang proses belajar daring, kita sangat mendorong sekolah-sekolah untuk menerapkan kebijakan itu,” tukas Hakim.
Dia juga meminta kepala sekolah untuk mempelajari kebijakan Mendikbud RI ini. “Jika memang secara aturan dibolehkan, mengapa tidak. Saya kira kepala sekolah punya hak untuk mengalihkan penggunaan dana BOS demi kepentingan mendukung pembelajaran, termasuk pembelian kuota internet untuk para murid dan orang tuanya,” ujar dia.
Namun Hakim mengingatkan, agar para siswa-siswi yang dibantu melalui dana BOS untuk membeli kuota internet ini harus sesuai peruntukannya dan diawasi oleh orang tuanya. “Jangan sampai justru digunakan untuk main game online atau hal-hal tidak bermanfaat lainnya,” cetus dia.
Masih menurut Hakim, siapapun baik guru maupun orang tua murid tidak menginginkan proses belajar daring ini terus-menerus diberlakukan. Menurutnya proses belajar tatap muka adalah proses belajar paling efektif.
“Namun karena kondisi pandemi saat ini memaksa semua pihak legowo. Oleh sebab itu ayo kita dorong semua pihak peduli, manfaatkan sumber-sumber pendanaan sekolah yang bisa dialihkan untuk membantu siswa-siswi tidak mampu untuk mendukung kelancaran proses PJJ ini,” tutur hakim. (nor)