Sore di hari minggu itu cukup menenteramkan bersama angin lembut yang hadir menyapa. Adera duduk sendiri di sebuah bangku taman kota sembari mengerjakan tugas sekolahnya. Setelah berjam-jam sibuk sendiri, akhirnya gadis itu memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Namun, saat di perjalanan menuju rumah kediamannya, Adera mendapati ada anak kucing yang sedang terluka parah pada kaki kanannya. Terlihat juga memar di bagian wajah kucing itu, sepertinya ada yang tidak sengaja menabraknya sehingga membuat kucing lucu itu semakin merasa lemah. Bersama rasa ibanya, Adera pun memutuskan untuk membawa kucing itu pulang ke rumah. Ia berniat untuk merawat kucing tersebut hingga sembuh. Tapi, untuk membawa kucing itu masuk ke dalam rumah, Adera harus menyelinap agar tidak ketahuan oleh ibunya. Sebab, ibunya Adera tidak menyukai adanya binatang peliharaan jenis apapun untuk berada di rumahnya. Rencana pertama berhasil, ketika ibunya Adera lengah, Adera membawa kucing itu ke dalam kamar kecilnya.
Adera sangat menyukai kucing itu, dengan penuh kelembutan, diobatinya setiap luka yang ada pada tubuh si kucing. Hingga pada akhirnya Adera memutuskan untuk memberi nama kucing itu degan sebutan ‘Fluffy’
Nampaknya Fluffy merasakan cinta dari Adera, kucing manis itu pun berusaha semampunya untuk bergerak ke pangkuan Adera. Kurang lebih sekitar tiga jam, Fluffy terlihat lebih ceria, meski langkahnya masih belum sempurna namun ia terlihat bergembira ketika bermain dengan Adera. Andai saja ibunya Adera memberikan izin agar Fluffy tetap bersama Adera, mungkin itu akan menjadi hal yang membahagiakan untuk Adera. Namun, itu pun sudah tak apa, bertemu dengan Fluffy, bermain bersama dan menatap mata indah makhluk lembut itu pun sudah membuat senyum Adera terlukis sempurna. Tak lupa juga Adera memberikan susu putih juga makanan untuk Fluffy, hal itu semakin membuat Fluffy tak ingin jauh dari Adera.
Ketika senja hampir tiba, Adera pun