Setianya sang bayangan menyertai langkah
Ke kiri, ke kanan, depan dan belakang tanpa lelah
Daku terluka penuh darah
Ia terus ada tanpa rasa marah
Lalu di persimpangan
Daku penuh dengan kebimbangan
Lalu sang bayang juga demikian
Bak dua orang yang saling keterikatan
Tak ada yang benar-benar menetap
Tak ada yang benar-benar menemani
Meski ribuan kalimat permohonan terucap
Daku terus merasa sendiri
Dan bayang kembali tertatap
Begitu mengkhawatirkan diri yang gelisah
Dan ketika kekuatan kembali mantap
Daku kuatkan diri dari seribu gundah
Jejak di persimpangan terlukis
Bayang diri tak pernah tertepis
Kembali melangkah ke kiri, ke kanan, depan dan belakang
Sudahlah, kecemasan jangan kembali diulang
Palangka Raya, 2020