Puisi: Jejak di Persimpangan

Setianya sang bayangan menyertai langkah

Ke kiri, ke kanan, depan dan belakang tanpa lelah

Daku terluka penuh darah

Ia terus ada tanpa rasa marah

Lalu di persimpangan

Daku penuh dengan kebimbangan

Lalu sang bayang juga demikian

Bak dua orang yang saling keterikatan

Tak ada yang benar-benar menetap

Tak ada yang benar-benar menemani

Meski ribuan kalimat permohonan terucap

Daku terus merasa sendiri

Dan bayang kembali tertatap

Begitu mengkhawatirkan diri yang gelisah

Dan ketika kekuatan kembali mantap

Daku kuatkan diri dari seribu gundah

Jejak di persimpangan terlukis

Bayang diri tak pernah tertepis

Kembali melangkah ke kiri, ke kanan, depan dan belakang

Sudahlah, kecemasan jangan kembali diulang

Palangka Raya, 2020