PERSATUAN Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menelurkan putusan baru. Di tengah polemik yang mendera federasi sepak bola Tanah Air, pasca-ditangkapnya Joko Driyono yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum, pucuk pimpinan kemudian bersalin rupa.
Semula, Iwan Budianto yang menjabat sebagai wakil ketua umum telah ditetapkan sebagai pemimpin organisasi lantaran status Joko sebagai pemimpin PSSI dinonaktifkan. Joko sendiri ditetapkan sebagai tersangka oleh Satgas Anti-Mafia Bola karena tersandung kasus dugaan perusakan, penghancuran, dan penghilangan barang bukti serta perusakan garis polisi.
Namun, pada kenyataannya, bukan Iwan yang melanjutkan estafet kepemimpinan. Sebelum Joko meletakkan jabatannya, ia kemudian memberikan mandat kepada Gusti Randa.
Gusti yang saat ini menjabat sebagai salah satu Komite Eksekutif PSSI mengatakan bahwa per Selasa, (19/3) siang WIB, Joko beserta Komite Eksekutif telah menggelar rapat yang memutuskan dua persoalan.
“Siang hari ini keputusan Komite Eksekutif dari Pak Joko yang isinya dua, yakni penugasan atas nama ketua umum menjalankan tugas PSSI sehari-hari –itu yang pertama. Yang kedua menyiapkan langkah-langkah PSSI untuk menggelar KLB (Kongres Luar Biasa, red),” kata Gusti ketika ditemui di Media Centre Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa (19/3).
“Nah, penugasan ini dituangkan dalam SK (Surat Keputusan) Ketua Umum Joko Driyono kepada saya untuk menjabat posisi tersebut,” lanjutnya. “Saya ditugaskan Pak Joko, silakan sebut sebagai apa.”
Penunjukan penugasan Gusti sejatinya memang terbilang janggal. Sebab, merujuk Statuta PSSI Pasal 34 pergantian pimpinan organisasi mesti menggelar Kongres Luar Biasa.
Selain itu, penunjukan pengganti Ketua Umum terlebih dahulu mengedepankan jabatan di bawah pimpinan, yakni wakil ketua umum. Lantas, kenapa bukan Iwan? Gusti punya penjelasannya.
“Karena ini penugasan, jadi itu diskresi dari Ketua Umum. Pak Joko ‘kan sekarang non-aktif, jadi diperbolehkan,” ucap Gusti menutup. (kumparan)