Belajar Budaya Leluhur, Peserta Didik Kunjungi Museum Mini Disbudpar

Whatsapp Image 2023 11 08 At 5.14.51 Pm
Kepala Disbudpar Kabupaten Gumas, Hansli Gonak ketika menjelaskan keberadaan museum mini kepada para peserta didik SMA Katolik Santo Arnoldus Janssen, Selasa (7/11/2023)

BALANGANEWS, KUALA KURUN – Puluhan peserta didik dari SMA Katolik Santo Arnoldus Janssen mendatangi museum mini di kantor dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Gumas. Ini dalam rangka mengenal budaya leluhur.

”Peserta didik datang kesini untuk menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perikanan tradisional, sesuai dengan tema museum mini yakni perikanan tradisional,” ujar Kepala Disbudpar Kabupaten Gumas, Hansli Gonak, Rabu (8/11/2023).

Dia mengatakan, di museum mini ini para peserta didik belajar dan mengetahui bagaimana cara orang dulu menangkap ikan di sungai menggunakan alat tangkap tradisional, serta alat-alat tangkap apa saja yang digunakan di zaman dulu.

”Dengan kunjungan itu, peserta didik bisa turut memperkenalkan kearifan lokal di daerah ini rekan-rekannya yang lain,” terangnya.

Saat ini, museum mini tersebut belum dibuka secara resmi. Namun, para peserta didik dan pihak lain bisa mengunjungi dengan mengirimkan surat terlebih dahulu kepada Disbudpar.

”Untuk kedepan, ada rencana museum mini itu akan terus dikembangkan dan diresmikan dengan dasar hukum yang ada,” jelasnya.

Sementara itu, Guru SMA Katolik Santo Arnoldus Janssen Jepri menuturkan, kunjungan ke museum mini dilakukan peserta didik kelas X, XI, dan XII selama dua hari.

”Kunjungan ke museum mini ini merupakan salah satu kegiatan dalam memenuhi pelajaran sejarah dan menambah wawasan peserta didik terkait budaya terutama penangkapan ikan tradisional,” tuturnya.

Terpisah, salah satu peserta didik kelas X Kian Siregar mengakui, baru pertama kali mengetahui alat tangkap ikan tradisional yang digunakan orang Dayak serta melihat alat tangkap ikan tradisional. Kunjungan ini dapat menambah wawasan mengenai kearifan lokal budaya di daerah.

”Setelah kunjungan, kami diminta membuat konten melalui video atau foto. Lalu dari OSIS dapat mengunggahnya di medsos. Dengan begitu, akan semakin banyak generasi muda yang mengetahui kekayaan budaya daerah,” tukasnya. (ahs)