BALANGANEWS, KASONGAN – H. Hanafi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan soroti keberadaan Kesehatan (nakes) dan tenaga pendidik (guru) di sejumlah pedesaan, khususnya, di daerah pemilihan (dapil) I yang meliputi wilayah Kecamatan Katingan Hilir, Tewang Sangalang Garing (TSG) dan Pulau Malan.
Salah satunya adalah di Desa Tumbang Tungku Kecamatan Pulau Malan. Di Desa ini tidak ada Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), yang ada hanya Polindes. Hal ini diketahui saat dirinya melakukan reses ke Desa tersebut, dan diungkapkannya kepada sejumlah awak media, Senin pagi (30/5/2022).
Bahkan, menurut Hanafi, saat dirinya mengunjungi sejumlah masyarakat di Desa tersebut, keberadaan bidan dan tenaga kesehatannya pun saat dirinya berada di Desa tersebut dalam rangka reses, tidak berada di tempat. “Kalau menurut mereka baik perawat maupun bidan jarang berada di Desa tersebut,” terangnya.
Bahkan, karena seringnya tidak berada di tempat, ada satu kasus ibu melahirkan di kelotok untuk dibawa ke pustu tetangga. “Ini lantaran saat ingin melahirkan, namun bidan yang ditugaskan di desa tersebut tidak berada di tempat,” jelas legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Terkait dengan dunia pendidikan, menurutnya, juga harus menjadi perhatian serius oleh Dinas Pendidikan (Disdik) setempat. Pasalnya, kekurangan guru di Desa Tumbang Tungku ini masih saja terjadi. Bayangkan saja, guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Tumbang Tungku itu selama bertahun-tahun hanya satu orang saja. “Itu pun hanya kepala sekolahnya saja. Sedangkan yang lainnya berstatus guru bantu yang digaji dari dana BOS,” ujarnya, seraya, menyebutkan gajih mereka, yakni sekitar Rp 300 ribu perbulan/guru bantu.
Selanjutnya, yang lebih bikin prihatinnya lagi menurutnya kepala sekolah di Tumbang Tungku ini tidak beberapa lama lagi akan purna tugas atau pensiun. Jika tidak dipersiapkan mulai sekarang calon penggantinya, bagaimana nasib ratusan siswa di Desa tersebut. (abu)