BALANGANEWS, KASONGAN – Pasar di Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tengah selama tiga bulan ini sepi dari pembeli. Kondisi seperti ini tentu saja berdampak terhadap menurunnya tingkat ekonomi masyarakat di wilayah Kecamatan Katingan Tengah pada umumnya, dan sebagian besar pedagang di Tumbang Samba.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan, Rudi Hartono saat dibincangi, Sabtu siang (4/2/2023), di kediamannya, kepada sejumlah awak media membenarkan hal tersebut. “Penyebabnya beragam. Salah satunya adalah menurunnya penghasilan masyarakat setempat,” kata Rudi.
Menurunnya penghasilan tersebut salah satu penyebabnya menurutnya, adalah lantaran kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Artinya, modal yang dikeluarkannya untuk bekerja tidak sebanding dengan hasil yang diperolehnya. Misalnya sebagai nelayan, ikan yang diperolehnya tetap seperti biasa, tapi dana yang dikeluarkan untuk membeli minyak untuk alat transportasi (ces) menangkap ikan bertambah. Sehingga, pendapatan perhari berkurang. “Begitu pula penghasilan masyarakat di sektor lainnya,” terangnya.
Dengan menurunnya penghasilan tersebut, masyarakat yang tadinya berbelanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhan sembako dan barang komoditi lainnya setiap hari, menjadi satu kali seminggu saja. Begitu pula ribuan karyawan dari beberapa Perusahaan Besar yang tadinya seminggu sekali berbelanja ke pasar Tumbang Samba, kini hanya setengah bulan sekali saja.
“Bahkan, ada yang hanya sebulan sekali saja,” ujar legislator Partai Golkar ini.
Mau beralih profesi atau ke aktivitas lainnya, saat ini menurutnya belum ada solusi. Lantaran, memang tidak ada pekerjaan lainnya selain menjadi nelayan. Begitu pula masyarakat lainnya, jika mereka tadinya berprofesi sebagai buruh bangunan ya tetap menjadi buruh bangunan.
Oleh karena itu, dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan melalui instansi terkait agar menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat. “Khususnya untuk masyarakat Kecamatan Katingan Tengah dan sekitarnya. Misalnya melalui padat karya.
Lanjutnya, seperti membangun sejumlah infrastruktur yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Diantaranya membersihkan dan merehab parit-parit (drainase) yang mengalami kebuntuan dan semenisasi jalan. Berikanlah pekerjaan itu kepada masyarakat setempat untuk mengerjakannya. Termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lainnya, yang bisa dikerjakan oleh masyarakat setempat, dengan cara swakelola. “Sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat,” harap mantan jurnalis ini. (abu)










