BALANGANEWS, KOTAWARINGIN TIMUR – Warga binaan Nasrani di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sampit, mengikuti program pembinaan rohani dan pelatihan keterampilan membuat tas dari tali jali.
Program ini bertujuan membentuk karakter positif dan membekali mereka dengan keterampilan praktis yang bermanfaat setelah kembali ke masyarakat.
Pembinaan kerohanian dipandu oleh Henraya Mustika, Penyuluh Agama Kristen dari Kementerian Agama Kotawaringin Timur. Dalam sesi ini, warga binaan diajak memperkuat iman mereka serta mendalami nilai-nilai spiritual yang dapat membentuk karakter yang lebih baik selama menjalani masa penahanan.
Di samping pembinaan rohani, warga binaan juga diajari membuat tas dari tali jali, sebuah keterampilan praktis yang bisa menjadi bekal untuk menciptakan sumber penghasilan di masa depan.
Pelatihan tersebut mengasah ketelitian dan kreativitas mereka dalam menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Kepala Lapas Kelas IIB Sampit, Meldy Putera, menekankan pentingnya program ini sebagai bagian dari pembinaan seimbang di antara aspek rohani dan kemandirian.
“Kami berharap warga binaan mendapatkan bekal keterampilan yang berguna setelah keluar dari Lapas,” tuturnya, Selasa (14/11/2024).
Dengan adanya program ini, Lapas Kelas IIB Sampit berharap dapat memberikan perubahan positif bagi warga binaan, sehingga mereka dapat berintegrasi kembali ke masyarakat dengan keahlian baru dan tekad untuk memulai kehidupan yang lebih baik. (asp)