BPOM Palangka Raya Adakan FGD untuk Evaluasi Program Nasional Desa Pangan Aman dan Pasar Pangan Aman

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palangka Raya mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional Program Desa Pangan Aman dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas.

Acara ini juga mencakup evaluasi terhadap keamanan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah (PJAS) yang merupakan salah satu komponen penting dari program nasional ini.

Program Desa Pangan Aman dan Pasar Pangan Aman bertujuan untuk meningkatkan keamanan pangan di tingkat komunitas dengan melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan pemahaman tentang pangan yang aman dan sehat.

Salah satu fokus utama adalah memastikan jajanan anak usia sekolah aman dari bahan berbahaya yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak.

Kepala BBPOM di Palangka Raya, Ali Yudhi Hartanto, mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat proses maupun kemajuan pelaksanaan program prioritas nasional di Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Murung Raya.

“Selanjutnya mengidentifikasi hal-hal yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program prioritas nasional, dan mengukur ketercapaian target yang telah ditetapkan dan memperoleh rekomendasi untuk mengembangkan program lanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Provinsi Kalteng, Sri Widanarni, menambahkan bahwa keamanan pangan juga berkontribusi dalam pembangunan Indonesia, di antaranya untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing, dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Pada tahun 2024, Kabupaten Gunung Mas dan Murung Raya menjadi lokus pelaksanaan program terpadu yang terdiri dari Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas dan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah (PJAS),” jelasnya.

Sri Widanarni berharap program ini mampu memberdayakan masyarakat, terutama usaha Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), dalam upaya menciptakan kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh di Kalteng.
“Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan dampak pelaksanaan program. Hasil monev tersebut dapat dijadikan acuan oleh masing-masing daerah, untuk melaksanakan dan melakukan perbaikan, baik melalui program Desa Pangan Aman, Pasar Aman Berbasis Komunitas dan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah (PJAS) di tahun berikutnya,” bebernya.

Dalam diskusi ini, BPOM Palangka Raya menggandeng berbagai pihak, termasuk perwakilan dari desa, sekolah, serta komunitas lokal.

Melalui evaluasi ini, BPOM berharap dapat memperkuat kolaborasi dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya konsumsi pangan yang aman, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. (asp)