DPRD Kalteng Dukung Pembangunan Pabrik Limbah Medis di Kotim

Anggota DPRD Kalteng Fraksi Partai Demokrat, Hero Harapanno Mandouw

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pembangunan pabrik pengelolaan limbah medis di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendapat dukungan penuh dari anggota DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Hero Harapanno Mandouw.

Proyek ini diharapkan rampung pada akhir 2025 dan mulai beroperasi pada awal 2026, sebagai langkah strategis dalam meningkatkan pengelolaan limbah medis yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Menurut Hero, langkah yang diambil oleh Pemkab Kotim merupakan terobosan penting, terutama dalam sektor kesehatan. Selain menangani limbah medis dengan lebih baik, kehadiran pabrik ini juga berpotensi memberikan manfaat ekonomi bagi daerah.

“Kami selaku anggota Komisi III DPRD Kalteng mendukung penuh terobosan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kotim. Pabrik ini tidak hanya berfungsi untuk pengelolaan limbah medis, tetapi juga berpotensi memberikan nilai ekonomi yang signifikan,” ujarnya, baru-baru ini.

Hero juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan investor dan pihak ketiga yang memiliki teknologi canggih dalam pengelolaan limbah medis.

Menurutnya, kerja sama ini akan memastikan bahwa proses pengolahan limbah berjalan secara modern, aman, dan ramah lingkungan.

“Karena ada investor yang mampu mengelola limbah medis dengan teknologi yang modern. Ini adalah contoh bagaimana sektor kesehatan dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Lebih lanjut, politisi Partai Demokrat ini berharap proyek ini tidak hanya berdampak positif bagi Kotim, tetapi juga menjadi model bagi daerah lain di Kalteng.

Jika terbukti efektif, ia mendorong agar kabupaten dan kota lain di provinsi tersebut mengadopsi konsep serupa untuk meningkatkan kualitas pengelolaan limbah medis secara menyeluruh.

“Kami berharap daerah-daerah lain di Kalteng bisa mencontoh langkah inovatif yang diambil oleh Kotim, sehingga penerapan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah medis dapat diterapkan secara luas,” tambahnya.

Dalam konteks ini, ia juga menekankan bahwa pengelolaan limbah medis harus tetap memenuhi standar keselamatan dan kelestarian lingkungan, sehingga tidak membahayakan masyarakat sekitar.

“Pengelolaan limbah medis ini harus memenuhi standar keselamatan dan ramah lingkungan, sehingga tidak merusak alam atau kesehatan masyarakat sekitar,” tegas Hero.

Ia optimistis bahwa proyek ini bisa menjadi contoh sukses dalam pengelolaan limbah medis di Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah.

“Kami berharap, jika proyek ini berhasil, daerah lain akan meniru langkah ini. Yang penting, pengelolaan limbah medis ini tetap ramah lingkungan dan aman, sehingga bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,” pungkasnya. (asp)