PALANGKA RAYA – Sejumlah relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalimantan Tengah (Kalteng), telah tiba di Sulawesi Tengah, guna menyalurkan bantuan untuk para korban gempa dan tsunami yang menimpa wilayah Palu, Donggala dan Sigi.
Ketua DPW PKS Kalteng, Heru Hidayat yang memimpin langsung relawan PKS Kalteng kepada balanganews mengatakan, setiba di Palu timnya langsung menuju lokasi bencana dan penampungan sementara para korban gempa dan tsunami.
Salah satu lokasi yang didatangi tim relawan PKS, imbuh Heru adalah Desa Petobo, Kota Palu.
Dari pantauan di lapangan, sebut Heru, diketahui masih banyak yang diperlukan oleh warga terdampak musibah gempa dan tsunami tersebut, di antaranya adalah kebutuhan pokok, air bersih, tenda, penampungan sementara, dan perbaikan fasilitas lainnya.
“Kami tim dari relawan PKS Kalteng sengaja datang untuk turut meringankan saudara-saudara kita yang terkena musibah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah,” kata Heru melalui rilisnya yang diterima redaksi banamanews.com, Jumat (12/10/2018).
“Seberapapun bantuan yang kita berikan, akan sangat membantu pemulihan dan juga bangkitnya mereka setelah tertimpa musibah tersebut,” imbuh Heru.
Heru menuturkan, salah satu warga yang sempat dibincanginya adalah Ihsan, warga Desa Petobo.
Pria berumur 33 tahun itu menuturkan bahwa dia sebelumnya memiliki istri dan tiga anak. Ketika terjadi bencana, dirinya dan kedua anaknya yang kedua berusia 4 tahun dan ketiga 2 tahun, sedang berada di luar rumah. Sedangkan istri dan anak pertamanya yang berusia 6 tahun berada di rumah.
“Pada saat terjadi bencana, tepatnya menjelang salat Maghrib, Jumt (28/9/2018), istri dan anak pertamanya yang berada di rumah turut terkena musibah dan rumahnya bergerak sejauh 2 kilometer dari lokasi semula akibat terbawa gelombang gempa yang terjadi di kawasan Petobo. Hingga akhirnya istri dan anak pertamanya meninggal dengan kondisi tertimbun tanah, sementara rumahnya hancur. Kini Ihsan tinggal ditenda bersama kedua anaknya dan tentu saja sangat memerlukan bantuan untuk kembali bangkit dan bisa memulai kehidupan yang baru bersama kedua anaknya tersebut,” tutur Heru.
Ketika tim relawan menemuinya dan memberikan bantuan, Ihsan hanya bisa menangis karena teringat akan istri dan anaknya telah meninggal.
“Apa yang dialami Ihsan, juga dialami oleh ratusan bahkan ribuan korban lainnya. Sehingga masih banyak yang diperlukan untuk terus bisa membantu saudara-saudara kita di Palu, Donggala dan Sigi,” pungkas Heru. (ari/bnews)