BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) semakin fokus mengembangkan kakao sebagai komoditas perkebunan unggulan yang berpotensi mendukung perekonomian daerah.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI per Desember 2021, luas lahan kakao di Kalteng mencapai 2.878 hektare dengan total produksi mencapai 1.557 ton. Angka ini menunjukkan bahwa kakao memiliki prospek cerah untuk terus dikembangkan.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalteng, Rizky Ramadhana Badjuri, menyebutkan bahwa kakao telah menjadi salah satu komoditas strategis, bersanding dengan kelapa sawit, karet, kelapa dalam, dan kopi.
“Komoditas kakao di Kalteng sudah menunjukkan tren keberhasilan, terutama di Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya. Ini membuktikan potensi kakao di Kalteng sangat besar untuk terus dikembangkan,” ujar Rizky, Kamis (19/12/2024).
Meskipun produksi kakao nasional menghadapi tantangan, permintaan pasar global terus meningkat. Rizky menilai kondisi ini sebagai peluang besar bagi Kalteng untuk memperkuat posisi kakao di pasar internasional.
“Kakao memiliki keunggulan dibandingkan komoditas lain seperti kelapa sawit. Kakao lebih ramah lingkungan dan tidak memicu konflik sosial saat ditanam di kawasan hutan atau perhutanan sosial,” jelasnya.
Untuk mendukung perkembangan kakao, Disbun Kalteng telah menyusun berbagai langkah strategis. Pendampingan teknis bagi petani, pembangunan infrastruktur seperti gudang penyimpanan, hingga pembukaan akses pasar menjadi prioritas utama.
“Kami optimistis, jika potensi kakao ini dikelola secara maksimal, komoditas ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi baru di Kalteng,” tegas Rizky. (asp)