Balanganews.com – Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meresmikan patung Presiden Soekarno tengah menunggang kuda. Patung itu didirikan di depan Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.
Megawati yang merupakan putri Bung Karno sekaligus mewakili keluarga besarnya berterima kasih kepada Prabowo Subianto karena telah mendirikan patung itu yang bertepatan dengan hari lahir ke-120 tahun Soekarno .
“Atas nama pribadi dan keluarga besar Bung Karno saya mengucapkan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada Bapak Prabowo Menteri Pertahanan RI dan sekaligus sahabat saya atas peresmian Patung Bung Karno ini,” ucapnya pada acara yang disiarkan secara langsung di YouTube, Minggu (6/6/2021).
Ia mengatakan kalau momentum ini tak hanya mengingatkan kepada seluruh perjuangan Putra Sang Fajar tersebut, tapi juga seluruh perjuangan dan cita-citanya bagi NKRI.
Megawati pun menyebut, banyak capaian yang dilakukan ayahnya seperti peran kunci Bung Karno pada Konferensi Asia – Afrika tahun 1955, yang kini diakui PBB sebagai sebuah heritage of the world.
“Sehingga sebagai bangsa Indonesia, sebenarnya kita seharusnya bangga bahwa sebuah konferensi yang mungkin tidak akan ada lagi mengenai Asia-Afrika itu menjadi milik dunia,” ungkap Mega.
Menurut Ketua Umum PDIP ini, peresmian patung Bung Karno tersebut menjadikan seluruh api sejarah perjuangan bangsa bergelora kembali, dan menjadikan sebuah api semangat yang tak kunjung padam.
“Sebagai energi perjuangan untuk membawa bangsa ini semakin berdaulat semakin maju dalam seluruh aspek kehidupan namun tetap kokoh pada karakter dan budaya bangsa,” tandasnya.
Megawati Soekarnoputri, juga bercerita secara khusus mengenai kisah di balik Bung Karno naik di atas kuda yang hanya terjadi sekali dalam hidupnya.
“Saya dengar ceritanya dari ibu saya, waktu itu sangat panik. Karena seperti apa yang dikatakan, (Bung Karno, red) tidak tahu bagaimana menunggang kuda,” kata Megawati.
“Karena sebagai presiden pada waktu itu, ini menurut cerita ibu saya, maka beliau minta untuk dicarikan kuda yang jinak. Saya tak dapat membayangkan mendengar cerita ibu saya itu, bagaimana seorang panglima tertinggi kudanya itu jinak. Tentunya, seharusnya (kudanya, red) garang ya,” tambahnya.
Megawati melanjutkan, setelah Bung Karno bisa menunggang kuda, maka sang ayah akhirnya melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan prajurit TNI, dan itu terjadi dalam sebuah peringatan ulang tahun angkatan perang Republik Indonesia.
“Di sebut Angkatan Perang pada waktu itu dan sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia,” tandas Megawati. (inz/ari)