BALANGANEWS – Bunga Rafflesia Tuan-mudae terbesar di dunia yang mekar di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mendapatkan perhatian dari media massa di 32 negara yang tersebar di lima benua.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Minggu, mengatakan 32 negara itu seperti, Prancis, Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, China, Malaysia, Australia, Luksemburg, India, Vietnam, Malaysia, Afrika Selatan dan lainnya.
“Berita bunga rafflesia itu dimuat oleh kantor berita negara tersebut dan media lokal. Bahkan kantor berita ketiga terbesar di dunia ikut memberitakan seperti, Kantor Berita Agence France-Presse (AFF) dan termasuk Daily Mail,” katanya.
Ia mengatakan, media di 32 negara yang memberitakan rafflesia ini diketahui dari teman yang sedang kuliah di Inggris memberitahukan bahwa berita Rafflesia Tuan-mudae di Agam, dimuat oleh media di negara itu.
Mendapat informasi tersebut, pihaknya mencari kata kunci biggest bloom: ‘World’s largest’ flower di pencarian google sehingga menemukan berita yang dimuat di berbagai media di dunia bahkan ada yang tidak diketahui bahasanya.
“Satu persatu media itu saya cari di wikipedia dan menemukan negara asalnya,” katanya.
Sebelumnya, memang ada wartawan dari Kantor Berita Agence France-Presse (AFF) yang menghubungi pihaknya pada Jumat (3/1).
Namun yang membuat viral berita bunga itu berawal dari Kantor Berita ANTARA, karena dipublikasi dari pertama ditemukan, mekar hari pertama dan sampai kunjungan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit.
“Pertama berita dipublikasi ANTARAÂ terkait akan mekarnya bunga rafflesia terbesar di dunia, banyak dikutip atau diambil media besar di Indonesia,” katanya.
Bunga yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistimnya itu mekar sempurna pada Rabu (1/1).
Berdasarkan hasil pengukuran bunga itu memiliki diameter 111 centimeter atau terbesar di dunia dan memecahkan rekor terbesar Bunga Rafflesia Tuan-mudae sebelumnya yang mekar di lokasi itu dengan diameter 107 centimeter pada 2017.
Saat itu, bunga tersebut merupakan yang terbesar di dunia dan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahli dan Peneliti Tumbuhan Rafflesia Universitas Bengkulu Dr Agus Susatya.
Di lokasi itu, tambahnya pernah ditemukan sekitar 43 knop dan saat ini hanya tinggal lima knop karena sudah mekar.
“Hampir tiap bulan bunga itu mekar di lokasi yang merupakan Hutan Cagar Alam Maninjau. Keberadaan bunga itu ditemukan pertama oleh warga sekitar saat membersihkan saluran air pada 2017,” katanya. (ant/ari)