Dipanggil Mediasi, Pani Sebut Dikeroyok Saat di Lokasi

WhatsApp Image 2023 09 20 at 7.19.55 PM (2)
Korban Pani ketika menunjukkan bekas luka bacokan parang saat kejadian

, – Tragedi berdarah yang terjadi di kebun sawit , Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten pada Senin (11/9/2023) lalu masih menyisakan luka bagi Pani.

Pria berusia 41 ini menjadi satu-satunya korban selamat dalam yang dilakukan oleh belasan massa saat kejadian.

Sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit, Pani kini sudah mulai berangsur pulih walau harus masih menahan sakit.

Dalam tersebut, Pani menderita luka bacokan senjata tajam jenis parang sebanyak enam mata luka. Tiga mata luka di tangan sebelah kanan, dua luka di tangan sebelah kiri dan satu mata luka di punggung belakang.

Pani menceritakan jika saat kejadian, ia bersama almarhum (Saudi) masuk ke dalam kebun sawit usai diundang oleh terduga pelaku Deni untuk melakukan mediasi.

Nahas setibanya di lokasi, keduanya justru sudah dikelilingi oleh belasan massa dengan parang yang sudah terkeluar dari sarungnya. Seketika, keduanya lalu diserang dari berbagai arah oleh massa menggunakan parang.

“Tidak ada namanya oleh masyarakat. Saya diundang oleh Deni dengan maksud mediasi karena permasalahan panen,” katanya, Rabu (20/9/2023).

Saat kejadian, lanjut Pani, korban Saudi yang diserang kemudian melakukan perlawanan. Ia kala itu turut diserang dimana lehernya dikalungkan parang dan tangan terluka ketika diserang. Sambil berteriak mengucapkan ‘Allahuakbar’ ia pun sempat melawan dan berlari untuk mencabut parangnya yang masih berada di dalam sarung.

Pani berujar tak bisa seketika mencabut parang dari sarung karena menggunakan mekanisme kunci. Setelah selesai mencabut parang, ia kemudian kembali mendatangi massa dan menemukan Saudi sudah terduduk bersimbah darah.

“Saya berdua dengan almarhum posisi parang masih di dalam sarung. Tidak ada melakukan penyerangan, malah mereka parangnya sudah keluar dari sarung,” tuturnya.

Tak lama kemudian, masyarakat datang untuk menolong dan massa seketika kabur melarikan diri.

“Korban masih hidup saat itu, namun saya sangat sedih korban sempat berucap sudah tidak tahan lagi dan akhirnya meninggal di Puskesmas Pundu,” sebutnya.

Ia pun membantah dengan tegas kabar yang beredar jika masyarakat melakukan penyerangan terhadap massa yang ada di dalam kebun sawit.

“Saya sangat miris mendengar kabar jika kami melakukan penyerangan terlebih dulu. Padahal kami datang baik-baik karena diundang untuk mediasi saat kejadian,” pungkasnya. (yud)