Pemprov Kalteng Tetapkan Harga TBS Sawit untuk Pekebun

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) melalui Dinas Perkebunan (Disbun) setempat kembali menggelar Rapat Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk pekebun mitra periode II Oktober 2024.

Rapat berlangsung di Aula Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perkebunan Kalteng, H. Rizky Ramdahan Badjuri, Selasa (5/11/2024).

Rizky menegaskan bahwa rapat ini diadakan rutin setiap bulan untuk menetapkan harga yang adil bagi pekebun mitra.

“Walaupun harga TBS di tingkat pekebun kadang bervariasi, setidaknya kita memiliki standar atau patokan harga yang harus dibayarkan oleh pabrik kelapa sawit (PKS) kepada pekebun mitranya,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap perbedaan harga di lapangan.

“Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi kendali bagi kita semua agar harga TBS di Kalimantan Tengah tetap stabil,” tambahnya.

Berdasarkan data dari perusahaan penyuplai, harga minyak sawit mentah (CPO) Kalteng untuk periode ini naik menjadi Rp13.881,71 per kilogram, meningkat Rp230,87 dari periode sebelumnya. Harga inti sawit (PK) juga naik Rp175,54, menjadi Rp9.560,33 per kilogram (termasuk PPN) dengan indeks K sebesar 90,29.

Hasil perhitungan menunjukkan kenaikan harga TBS untuk pekebun mitra di semua usia tanaman. Berikut rincian harga TBS berdasarkan umur tanaman, usia 3 tahun Rp2.333,54 per kilogram, usia 4 tahun Rp2.548,13 per kilogram, usia 5 tahun Rp2.753,34 per kilogram.

Kemudian, usia 6 tahun Rp2.833,50 per kilogram, usia 7 tahun Rp2.889,84 per kilogram, usia 8 tahun Rp3.018,32 per kilogram, usia 9 tahun Rp3.098,09 per kilogram, dan usia 10-20 tahun Rp3.191,44 per kilogram.

“Harga yang ditetapkan ini berlaku untuk pembayaran periode 16-31 Oktober 2024 dan diharapkan menjadi patokan yang adil bagi pekebun mitra,” ungkap Rizky.

Rapat kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai potensi rendemen CPO dan inti sawit di Kalteng yang disampaikan oleh Nasrul Abdi Hasibuan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. (asp)