BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat inflasi sebesar 1,71 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Maret 2025, melampaui rata-rata inflasi nasional yang berada di angka 1,65 persen.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng Agnes Widiastuti, dalam konferensi pers, di kantor BPS setempat, Selasa (8/4/2025).
Kemudian, Agnes mengungkapkan bahwa secara tahunan (year-on-year/y-on-y), inflasi di Kalteng mencapai 1,33 persen. Sementara secara tahun kalender (year-to-date/y-to-d), inflasi tercatat sebesar 0,68 persen.
“Secara m-to-m, posisi inflasi Kalimantan Tengah pada Maret 2025 berada di atas rata-rata nasional, yaitu inflasi sebesar 1,65 persen. Sedangkan secara y-on-y, inflasi nasional sebesar 1,07 persen,” jelasnya.
Agnes menjelaskan, sejumlah komoditas memberikan andil besar terhadap inflasi bulanan di Kalteng.
Ia menyebutkan, yang paling dominan adalah tarif listrik sebesar 1,30 persen, disusul cabai rawit 0,15 persen, bawang merah 0,08 persen, emas perhiasan 0,04 persen, dan mie kering instan 0,03 persen.
Kenaikan tarif listrik terjadi karena berakhirnya diskon tarif prabayar dari pemerintah yang berlaku selama dua bulan sebelumnya.
Selain itu, tingginya permintaan selama Bulan Ramadan yang berlangsung sepanjang Maret 2025 juga turut mendorong lonjakan harga, terutama untuk bumbu dapur seperti cabai dan bawang.
Bawang merah mengalami kenaikan harga akibat stok menipis dari sentra produksi di Jawa, yang belum memasuki masa panen serta terdampak curah hujan tinggi.
Sementara itu, lonjakan harga emas perhiasan dipengaruhi oleh tren global dan meningkatnya permintaan menjelang Hari Raya Idulfitri.
Lebih lanjut Agnes menjelaskan, di tengah inflasi tersebut, sejumlah komoditas justru mengalami penurunan harga, memberikan andil deflasi.
“Di antaranya adalah daging ayam ras 0,16 persen, bayam 0,03 persen, ikan nila dan ikan peda masing-masing 0,02 persen, serta kangkung 0,01 persen,” imbuhnya.
Agnes juga membeberkan, secara spasial, seluruh kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalteng mengalami inflasi.
Kabupaten Sukamara mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,07 persen, diikuti Sampit (1,77 persen), Palangka Raya (1,69 persen), dan Kapuas (1,59 persen).
“Tarif listrik, cabai rawit, dan bawang merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di keempat wilayah tersebut,” pungkasnya. (asp)