Inflasi Kalteng Juni 2025 Capai 0,32 Persen, Bawang Merah Penyumbang Terbesar

Whatsapp Image 2025 07 01 At 7.14.51 Pm

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA — Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi sebesar 0,32 persen secara month-to-month (m-to-m) pada Juni 2025.

Capaian tersebut menempatkan Kalteng di urutan ke-12 inflasi bulanan tertinggi secara nasional.

Sementara itu, secara year-on-year (y-on-y) inflasi Kalteng tercatat sebesar 1,06 persen, dan secara tahun kalender (y-to-d) mencapai 1,08 persen. Di level nasional, inflasi bulanan sebesar 0,19 persen, sedangkan inflasi y-on-y berada di angka 1,87 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, menjelaskan, inflasi di Kalteng bulan Juni didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan dan transportasi udara.

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan, antara lain bawang merah sebesar 0,16 persen, angkutan udara 0,05 persen, ikan peda 0,04 persen, cabai rawit 0,03 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,02 persen, serta tomat dan udang basah masing-masing 0,02 persen,” ungkap Agnes, Selasa (1/7/2025).

Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga atau deflasi.

Beras menjadi penyumbang deflasi terbesar sebesar 0,07 persen, disusul ikan nila dan bensin masing-masing sebesar 0,02 persen.

Agnes menambahkan, secara spasial, inflasi month-to-month terjadi di seluruh kabupaten/kota yang masuk dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalteng.

Kabupaten Kapuas mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,46 persen, diikuti Sampit 0,43 persen, Palangka Raya 0,19 persen, dan Sukamara 0,06 persen.

Agnes menambahkan, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di seluruh daerah tersebut masih didominasi bawang merah dan cabai rawit.

Ia juga memaparkan beberapa faktor yang memengaruhi kondisi harga sepanjang Juni dan Juli.

“Bawang merah mengalami kenaikan harga akibat berkurangnya pasokan dari wilayah sentra. Sementara itu, harga beras lokal justru turun seiring upaya pedagang menghabiskan stok menjelang musim panen,” jelas Agnes. (asp)