BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Nama George Obus Umar, yang lebih dikenal dengan sebutan G. Obos, merupakan salah satu tokoh pejuang Kalimantan Tengah yang turut menorehkan sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ia lahir pada 24 Desember 1904 di Kasongan, Kabupaten Katingan (versi lain menyebut di Tewang Sanggalang Garing). Ia wafat pada 19 April 1982 di Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin dan dimakamkan di kompleks pemakaman Kristen di Pahandut, Kota Palangka Raya.
Menurut Teddy Toeweh, keluarga G. Obos, nama asli kakeknya yang benar adalah George Obus Umar. Kata Umar diambil dari nama ayahnya, Heine Umar. Namun, saat masa penjajahan Belanda, nama itu sengaja tidak dicantumkan.
“Tidak dicantumkannya nama Umar karena untuk melindungi keluarganya dari buruan penjajah. Sebab nama keluarganya di Kalimantan banyak yang memakai kata Umar. Takutnya keluarganya ikut ditangkap, makanya supaya keluarganya tetap aman, maka kata Umar dalam nama G Obus tidak dicantumkan,” tutur Teddy Toeweh dikutip dari MMC Palangka Raya, Minggu (28/9/2025).
Sejak muda, G. Obos aktif dalam pergerakan nasional. Saat menempuh pendidikan di Sekolah Pelayaran Surabaya pada 1926, ia mulai mengenal organisasi pergerakan dan terlibat dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.
Dalam kongres bersejarah itu, ia hadir sebagai wakil Kalimantan, dan menjadi saksi lahirnya ikrar Sumpah Pemuda yang mempersatukan bangsa.
Pasca proklamasi, G. Obos aktif membantu perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ia mendukung gerakan rakyat Kalimantan yang dipimpin Pangeran Mohammad Noer, dan ditunjuk sebagai Ketua Badan Oesaha Goebernur Borneo.
Ia juga turut serta dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, serta dipercaya menjabat Bendahara ALRI Divisi IV Kalimantan.
Karier politik dan birokrasi G. Obos dimulai setelah revolusi. Ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang merupakan cikal bakal DPR, sebelum kemudian dipercaya sebagai bupati pertama Kabupaten Barito Utara (1951–1954).
Setelah itu, ia kembali mencatat sejarah sebagai bupati pertama Kabupaten Kapuas (1955–1958). G. Obos juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Atas jasa-jasanya, G. Obos dikenang sebagai pejuang nasional dari Kalimantan Tengah.
Namanya diabadikan di Palangka Raya sebagai salah satu jalan utama, Jalan G. Obos, serta menjadi simbol penghormatan atas kiprah dan dedikasinya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. (asp)










