Kerajinan Purun Kalteng Tembus Pasar Internasional

08042022021216 0
Kerajinan Purun dari Kalteng yang Tembus Pasar Internasional

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Produk unggulan bahan dasar PURUN dari pelaku usaha Borneo Queen Palangka Raya sudah tembus di pasar Internasional (Dubai) atas dukungan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Ati Mulyati berharap hal tersebut menjadi contoh bagi pelaku usaha lainnya untuk memanfaatkan sumber daya alam Kalteng menjadikan produk-produk unggulan lokal sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi daerah yang mampu masuk dalam pasar internasional.

“Kita memiliki bahan mentah yang melimpah, maka untuk mengembangkannya menjadi usaha produktif, diperlukan sentuhan kreativitas dan peningkatan kualitas produk, dan tak kalah pentingnya adalah akses pemasaran,” ungkap Ati kepada awak media, Jumat (8/4/2022).

Ia mengatakan bahwa Dinas Koperasi dan UKM terus melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku usaha khususnya UMKM.

“Pembinaan yang kita lakukan diantaranya peningkatan kompetensi SDM, hingga manajemen pemasaran, sekarang tinggal kemauan untuk berkembang dan bersaing, dan inovasi menjadi bagian yang sangat penting bila ingin merebut persaingan global,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa kerajinan dengan bahan dasar purun ini, hampir tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Kalteng, namun yang menonjol tentu di Kabupaten-Kabupaten penghasil bahan mentah purun, diantaranya Kabupaten Seruyan, Kapuas dan Pulang Pisau. Kabupaten- Kabupaten ini juga menjadi penyuplai bahan mentah purun untuk daerah lainnya.

Hal terpenting menurut Ati Mulyati, kerajinan purun tidak cukup dengan mengejar produksi, bidang usaha ini juga sangat bersentuhan dengan seni. Untuk itu menurutnya, di samping kualitas produk, pengembangan inovasi juga harus menyentuh unsur seni yang diimplementasikan dalam model dan corak yang variatif.

“Setiap pelaku usaha harus menjadi agen pembaharuan di bidangnya, saatnya beralih dari hal-hal yang bersifat konvensional ke menajemen modern, tanpa harus tercabut dari akar kearifan lokal,” lugas Ati. (asp)