BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Eko Marsoro mengatakan, produksi padi di Kalimantan Tengah diperkirakan sebesar 282,76 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling) sepanjang bulan Januari−September 2022.
“Produksi padi di Provinsi Kalimantan Tengah sepanjang Januari−September 2022 diperkirakan sebesar 282,76 ribu GKG, atau mengalami penurunan sekitar 65,56 ribu ton GKG (18,82 persen) dibandingkan Januari−September 2021 yang sebesar 348,32 ribu ton GKG,” ucap Eko.
Selain itu, dijelaskan Eko, berdasarkan amatan pihaknya, fase tumbuh padi hasil Survei KSA Padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober hingga Desember 2022 nantinya ialah sebesar 71,10 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling).
Sehingga, dengan demikian, total produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 353,86 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 27,32 ribu ton GKG atau 7,17 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 381,19 ribu ton GKG.
“Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi di bulan Agustus sedangkan untuk tahun 2022 terjadi di bulan September. Sementara produksi padi terendah pada 2022 terjadi di bulan Januari dan produksi padi terendah pada 2021 terjadi pada bulan Desember,” ucapnya.
Diterangkan Eko, produksi padi pada September 2022 yaitu sebesar 68,12 ribu ton GKG, sedangkan produksi padi pada Januari 2022 sebesar 3,74 ribu ton GKG. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Kabupaten Kapuas, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Selain ituy, peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi seperti Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Selatan, dan Kabupaten Barito Utara.
Sementara itu, dijelaskan Eko mengenai produksi beras di Provinsi Kalimantan Tengah, jika melihat produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, katanya, maka produksi beras sepanjang Januari−September 2022 diperkirakan setara dengan 167,96 ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 38,94 ribu ton yakini 18,82 persen dibandingkan Januari−September 2021 yang sebesar 206,90 ribu ton.
“Potensi produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2022 ialah sebesar 42,24 ribu ton. Dengan demikian, total produksi beras pada 2022 diperkirakan sekitar 210,20 ribu ton, atau mengalami penurunan sebesar 16,23 ribu ton (7,17 persen) dibandingkan produksi beras pada 2021 yang sebesar 226,43 ribu ton,” jelas Eko Marsoro.
Produksi beras tertinggi pada 2022 terjadi di bulan September, yaitu sebesar 40,46 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 2,22 ribu ton. Kondisi ini sedikit berbeda dengan tahun 2021, di mana produksi beras tertinggi terjadi pada bulan Agustus, namun produksi beras terendah terjadi pada bulan Desember 2021. (asp)