Baku Hantam Warnai Kongres PAN, Puluhan Orang Terluka

Salah seorang korban yang mengalami luka pada bagian kepala akibat insiden yang terjadi di arena Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Selasa (11/2/2020)

BALANGANEWS, KENDARI – Rusuh dalam pelaksanaan Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya pecah. Bahkan aksi saling lempar kursi hingga baku hantam pun tak terelakan, Selasa (11/2/2020) siang.

Memanasnya arena kongres yang digelar di Hotel Claro Kendari itu terjadi saat calon ketua umum, Mulfachri Harahap yang dikawal para pendukungnya akan memasuki ruangan kongres sekitar pukul 13.30 WITA.

Saat tiba di ruang kongres, dari sisi lain arena kongres terdengar teriakan. Dan dari dalam ruangan tiba-tiba sejumlah kursi terlihat melayang ke arah kubu Mulfachri.

Mendapat serangan, kubu Mulfachri mencoba memberikan perlawanan.

Namun aksi sejumlah orang yang tidak diketahui identitasnya, namun diduga pendukung calon lainnya semakin beringas. Sekelompok orang tiba-tiba naik melalui tangga darurat dan menyerbu kubu Mulfachri.

Bentrok fisik pun akhirnya pecah. Akibatnya, sedikitnya 30 orang pendukung Mulfachri harus dievakuasi akibat mengalami luka ringan. Tampak satu di antaranya mengalami pendarahan di kepala.

Mengetahui kondisi yang semakin sulit terkendali, petugas kepolisian yang dipimpin langsung Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Merdisyam yang stand by di lokasi pun langsung diterjunkan menangani insiden bak tawuran itu.

Akibat kejadian itu, pintu kaca Hotel Claro pun turut jadi korban, pecah.

Massa berhamburan maju mundur. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam berteriak memberikan instruksi agar massa mundur dan menghentikan aksi kekerasan yang terjadi.

Sementara itu, Korlap pemenangan Mulfachri Harahap, M Azri Anas menuding, kelompok pendukung Zulkifli Hasan yang diduga preman-preman bayaran lah yang menyerbu dari arah tangga darurat.

“Zulhas mengerahkan puluhan preman yang masuk melalui pintu emergency, mereka menguasai ballroom karena mereka masuk duluan tanpa melalui pemeriksaan,” ujar Azri Anas.

Setelah kejadian itu, tegas Azri, pihaknya meminta panitia agar mengosongkan ruangan kongres serta melakukan screening peserta yang boleh masuk ruang sidang. (adi)