Muliyanto: Bapak-Ibu Jangan Takut Rapid Test

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, dr Muliyanto Budihardjo, MHlth Sc

BALANGANEWS, PULANG PISAU – Minimnya pengetahuan masyarakat tentang apa dan bagaimana cara kerja alat tes cepat atau rapid test Covid-19 membuat sebagian besar mereka enggan bahkan cenderung menolak jika diminta untuk menjalani rapid test.

Sebagian masyarakat beranggapan jika menjalani rapid test maka stigma negatif akan melekat pada dirinya dan keluarganya, terlebih jika ternyata hasilnya reaktif.

Dalam benak masyarakat, jika reaktif maka harus bersedia dikarantina dan meninggalkan penghasilan mereka, lebih parah mereka menganggap jika reaktif dagangan mereka akan sepi pembeli, lantaran pembeli takut tertular Covid-19.

Padahal, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, dr Muliyanto Budihardjo, MHlth Sc tidak begitu. Jika hasil pemeriksaan rapid test menunjukkan reaktif bukan berarti yang bersangkutan positif Covid-19.

“Reaktif hanya menunjukkan bahwa ada antibodi pada diri seseorang terhadap virus Corona, atau terhadap virus lain selain Covid-19, jadi warga tidak perlu takut apalagi panik jika hasil rapid testnya reaktif,” kata Muliyanto baru-baru ini.

Untuk mengetahui seseorang positif Covid-19 harus melalui 2 kali swab laboratorium yang diakui oleh pemerintah. Hasil swab juga tidak langsung keluar saat diajukan, karena Pulang Pisau belum punya alat swab sendiri, tapi harus dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya.

Dia menyarankan agar warga jujur dan bersedia untuk menjalani rapid test apabila suatu saat diminta oleh tim gugus tugas Covid-19. Terutama bagi warga yang diduga ada kontak langsung dengan pasien positif Covid-19, baik pihak keluarga ataupun warga yang berada di lingkungan sekitarnya.

“Tidak ada akal-akalan dokter dalam hal menyangkut kemanusiaan ini, apalagi ini terkait nama baik orang, dokter kan juga sudah disumpah untuk menjalankan profesinya secara kredibel, jadi Bapak-bapak dan Ibu-ibu tidak perlu takut menjalani rapid test, ini untuk kebaikan kita semua,” tukasnya.

Untuk lebih jelas apa itu Rapid Test, mari kita baca artikel di bawah ini:

Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya.

Hasil rapid test positif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona.

Oleh karena itu jika hasilnya negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.

Nah, bila hasil rapid test Anda positif, jangan panik dulu. Antibodi yang terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19 atau SARS-CoV-2.

Jadi, perlu dilakukan pengambilan swab untuk tes PCR guna memastikan apakah benar terdapat infeksi SARS-CoV-2. Sebelum melakukan tes PCR atau selama menunggu hasilnya, Anda harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama paling tidak 14 hari.

Selama isolasi, hindari berpergian dan kontak dengan orang lain yang tinggal serumah, sambil menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan kenakan masker saat harus berinteraksi dengan orang lain.

Selain itu apa pun hasil rapid test-nya, pantau terus kondisi kesehatan Anda. Bila muncul gejala COVID-19, seperti batuk, demam, suara serak, dan sesak napas, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui, saat ini, kondisi Kabupaten Pulang Pisau sama sekali belum aman. Dengan meninggalnya 1 orang pasien positif Covid-19 membuat Pulang Pisau tiba-tiba mulai jadi sorotan karena geografis wilayah yang berada di perlintasan Kabupaten Kapuas dan Palangkaraya.

Gugus Tugas Covid-19 Pulang Pisau bahkan berencana melakukan tracking ke sekitar rumah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Gugus tugas juga merencanakan tes massal di areal tempat tinggal pasien positif yang meninggal tersebut. (nor)