BALANGANEWS, PULANG PISAU – Lomba Tari Murni Garapan dan lomba Tiktok Pop Daerah bertajuk Festival Budaya Handep Hapakat secara virtual yang bakal digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Pulang Pisau resmi ditunda. Plt Kadis Budpar, Osa Maliki menyampaikan permohonan maaf kepada para peserta yang telah mendaftar atas penundaaan tersebut.
“Event Festival Budaya Handep Hapakat ini kami tunda untuk sementara waktu, kami juga memohon maaf kepada para peserta yang sudah mendaftarkan diri,” ucap Plt Kepala Disbudpar Pulang Pisau, Osa Maliki kepada BALANGANEWS, Sabtu (18/7/2020).
Penundaan event ini untuk menyikapi isu yang merebak di tengah masyarakat tentang materi festival budaya yang dilombakan, dinilai salah satu lomba tidak mencerminkan budaya lokal sehingga menyulut kritik masyarakat lokal.
Namun Osa menjelaskan tidak ada niat sama sekali untuk mengenyampingkan kebudayaan lokal, malah kebudayaan lokal menjadi prioritas utama dalam event festival budaya ini.
Menurut dia, tujuan digelarnya festival budaya tersebut justru untuk mengangkat dan menggelorakan pariwisata dan seni budaya. Jadi, imbuhnya, tidak ada niatan pihaknya untuk mengenyampingkan kebudayaan dan seni daerah asli di Bumi Handep Hapakat.
“Dalam festival ini, untuk kategori lomba tari diwajibkan bagi orang asli Kabupaten Pulang Pisau, karena dalam seleksi diminta melampirkan KTP dengan harapan ke depannya akan muncul ciri khusus atau tarian murni asli milik daerah setempat yang akan kita patenkan seperti halnya batik khas Pulang Pisau yang sudah dipatenkan tahun sebelumnya,” kata Osa.
Meskipun demikian, Osa Maliki meminta maaf, karena kegiatan itu tanpa ada sosialisasi terlebih dahulu. Ia menegaskan item tersebut telah direvisi, dan diganti dengan lomba seni Etnik. “Sedangkan untuk Lomba Tiktok Pop Daerah Challenge kita hanya memanfaatkan aplikasinya untuk menyebarluaskan seni khas daerah, sebab aplikasi tersebut dikenal dan sedang viral di dunia maya.
Adapun tujuan dan sasaran pihaknya dari kegiatan ini, jika nantinya ada video tron milik daerah atau dari Kominfo, maka peserta dengan penampilan terbaik akan ditayangkan di video tron.
“Intinya TikTok ini, kita hanya mengambil medianya saja, sedangkan budaya daerah tetap diutamakan, bahkan dalam Juknisnya 70 persen wajib bahasa daerah, dan tidak ada menyangkut Sara dan pornografi serta harus menampilkan budaya lokal,” tegasnya.
Osa mengaku telah diminta DPRD Kabupaten Pulang Pisau untuk hearing pada Senin (20/7/2020) pekan depan. “Kita siap menjelaskan alasannya kepada DPRD, yang jelas tidak ada niat mendiskreditkan budaya lokal Pulang Pisau, justru sebaliknya kita ingin mengangkat ciri khas budaya lokal dan aset pariwisata dalam event festival budaya ini,” ujar Osa Maliki. (nor)