Tak Punya Smartphone Android, 15 Persen Siswa Tak Ikut Belajar Daring di Kahayan Tengah

Ilustrasi

BALANGANEWS, PULANG PISAU – Sebanyak 15 persen murid-murid di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Kahayan Tengah tak bisa ikut sistem belajar dalam jaringan (Daring) karena terkendala tak memiliki smartphone android, dan tinggal di daerah blankspot atau tak ada jaringan internet.

“Pembelajaran jarak jauh kita lakukan dengan sistem online melalui vidcon atau zoom, namun ini juga ada kendala. Sekitar 10-15 persen siswa masih ada yang belum memiliki smartphone android, biaya pulsa/paket yang terbatas, serta jaringan yang tidak stabil, dan bahkan ada daerah tertentu yang blankspot,” kata Idon belum lama ini.

Pembelajaran daring/online melalui zoom ini, lanjut Idon, ini sangat memerlukan biaya. Idon mengilustrasikan seandainya setiap hari ada 2 atau 3 mata pelajaran (Mapel) semua melalui online, tentunya membutuhkan paket pulsa.

“Mengenai penyediaan paket pulsa untuk online ini, pihak siswa dan orangtua sudah sering mengeluhkan hal ini, karena memerlukan biaya tambahan bagi semua orang tua,” papar Idon.

Untuk itu, tambah Idon, pihaknya mencarikan solusi dengan sistem pembelajaran luring (luar jaringan), dimana guru memberikan uraian penjelasan materi singkat dan memberi tugas-tugas kepada siswa melalui SMS/WA grup mapel. “Yang pasti kita dan siswa tiap hari (Senin s/d Jumat) tetap belajar di rumah sesuai jadwal yang sudah disusun,” tukasnya.

Idon juga meminta pengertian dan kerjasama orang tua murid untuk memantau serta mendampingi anaknya dalam proses PJJ atau sistem belajar daring ini. Sebab hingga saat ini pihaknya tetap mengikuti petunjuk dan Edaran Gubernur Kalteng agar melaksanakan sistem belajar dari rumah (BDR).

Ia berharap adanya kebijakan bidang pendidikan untuk menyikapi kendala-kendala yang dihadapi sekolah dan masyarakat dalam proses PJJ ini, karena belum ada kepastian sampai kapan pandemi Covid-19 ini berakhir.

“Kita juga tidak ingin anak-anak kita ini menjadi korban, oleh sebab itu sangat diperlukan juga kerjasama dan pengertian dari orang tua untuk sama-sama mendampingi dan memantau anaknya BDR,” beber Idon. (nor)