Puisi: Sayap Kaku Sang Merpati

Manakala sayapku kaku mendamba lembut sebuah belaian

Aku terjatuh, terpuruk, tersungkur haru

Aku tidak kenapa-kenapa tapi seperti sedang meronta

Aku sakit, tanpa darah, tanpa nanah

Manakala aku merapuh

Harapan terasa kian menjauh

Aku lemah, resah, gelisah

Aku tidak melakukan apa-apa tapi diberi hina

Aku hancur, lebur dengan luka tak terukur

Bahkan saat aku setia

Aku justru teraniaya

Bahkan saat aku menerima

Aku justru diperdaya

Tak ada cinta yang apa adanya

Atau,

Aku yang tidak sempurna?

Kutunggu jawaban, tanpa kepastian

Kelak,

Ketika sayap kembali berguna

Aku harus berhenti merana

Mencari Bahagia

Mengganti Air mata

Palangka Raya, 2020