Puisi: Purnamaku

Ilustrasi (Sumber: gambarviralhd)

Kala rindu yang menggebu melepas penat nan haru

Lalu terbelenggu menahan ungkapan rasa yang tertutup karena malu

Kutatap bulan malam itu

Elok, seperti dirimu

Kupandang diri yang terpantul jelas di depan cermin

Sampai saat ini masih kau yang kuingin

Tapi asa seolah menjatuhkan mimpi besar yang tak main-main

Sungguh pilu perasaan yang terhempas tak lama setelah terjalin

Bagaimana mendambakanmu?

Sementara aku kian layu

Bagaimana menggapaimu?

Di sini aku semakin meragu

Senyum yang tak lagi nampak untuk kulihat

Terwakilkan oleh sang purnama

Kepahitan hati yang teramat berat

Aku masih menanti di tempat yang sama

Akankah purnamaku kembali?

Atau kelak akan berganti?

Dalam lamunan malam bersama embusan angin yang setia

Aku menguatkan hati agar harapan tak akan sia-sia

Palangka Raya, 2020