Kala rindu yang menggebu melepas penat nan haru
Lalu terbelenggu menahan ungkapan rasa yang tertutup karena malu
Kutatap bulan malam itu
Elok, seperti dirimu
Kupandang diri yang terpantul jelas di depan cermin
Sampai saat ini masih kau yang kuingin
Tapi asa seolah menjatuhkan mimpi besar yang tak main-main
Sungguh pilu perasaan yang terhempas tak lama setelah terjalin
Bagaimana mendambakanmu?
Sementara aku kian layu
Bagaimana menggapaimu?
Di sini aku semakin meragu
Senyum yang tak lagi nampak untuk kulihat
Terwakilkan oleh sang purnama
Kepahitan hati yang teramat berat
Aku masih menanti di tempat yang sama
Akankah purnamaku kembali?
Atau kelak akan berganti?
Dalam lamunan malam bersama embusan angin yang setia
Aku menguatkan hati agar harapan tak akan sia-sia
Palangka Raya, 2020